Selasa, 31 Juli 2012

PENJELASAN TENTANG CINTA SUFI


Seseorang bertanya kepada Hazrat Syaikh Abul Hasan as Syadzili, dengan pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah yang disebut minuman Cinta?

2. Apa gelas piala Cinta?

3. Siapa sang peminum?

4. Apakah rasa minumannya?

5. Siapakan para peminum sejati?

6. Apakah rasa segar minuman?

7. Apakah yang disebut mabuk Cinta?

8. Apa pula sadar dari mabuk itu?

Hazrat Syaikh Abul Hasan as Syadzili menjawab :

Minuman Cinta adalah Cahaya yang cemerlang berkalian dari Kemahaindahan Sang Kekasih.
Gelas pialanya adalah kelembutan yang menghubungkan ke bibir-bibir hati.Sang peminum adalah pihak yang mendapat limpahan agung kepada orang-orang istemewa seperti para Auliya dan hamba-hambaNya yang saleh. Allah Yang Maha Tahu kadar kepastian dan kebajikan bagi kekasih-kekasihNya.
Sang Peminum adalah pecinta yang dibukakan keindahan cinta itu dan menyerap minuman nafas demi nafas jiwa.

Rasa minuman adalah rasa dibalik orang yang terdendam rindunya ketika hijab diturunkan.
Sang peminum sejati adalah pecinta yang meneguk arak cinta itu, sejam dua jam.

Rasa segar peminuman cinta adalah bagi orang yang dilimpahi arak cinta dan terus menerus meminumnya hingga kerongkongan penuh sampai ke urat nadinya. Cahaya Allah ada dibalik minuman yang melimpah itu.
Mabuk Cinta adalah ketika seseorang hanyut dalam rasa dan hilang akal, tidak mengerti apa yang dikatakan dan diucapkan padanya.

Sadar dari mabuk cinta, adalah situasi sadar ketika gelas piala minuman cinta dikelilingkan, di hadapan mereka berbagai kondisi ruhani silih berganti, lalu kembali pada dzikir dan ketaatan, tidak terhijabi oleh sifat-sifat dengan berbagai ragam kadar yang ada, itulah yang disebut sebagai waktu sadar cinta, ketika pandangannya meluas melintas batas dan pengetahuannya semakin bertambah.

Mereka berada di bintang-bintang pengetahuan, berada di rembulan Tauhid, untuk menjadi petunjuk ketika malam menjadi gulita. Mereka dengan matahari ma'rifat, mencerahi padang harinya. Mereka itulah yang disebut Hizbullah (Pasukan-pasukan Allah) dan ingatlah bahwa Hizbullah itulah yang menang."
(Al-Mujadilah: 22)

Cinta Dan Rahmat Allah
1.) Layak mendapatkan cinta-Ku bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku(di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada (Shahih jami)

2.) sesungguhnyha Alloh ta'ala berfirman pada hari kiamat: Mana orang yang saling mencintai karena kebesaran Ku, hari ini Aku akan menaungi mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku (HR muslim)

3.) Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman maka cintailah seseorang hanya karena Alloh (HR Muslim)

4.) Abu hamzah , anas bin malik ra. menerangkan bahwa rasulullah saw bersabda, "tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR bukhari dan muslim)



CINTA & RAHMAD ALLOH SAW


1. Dari umar bin khathab ra ia berkata ; beberapa orang tawanan dihadapkan kepada rasulullah saw , tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya, setiap ia melihat anak kecil dalam rombongan tawanan itu diangkatn dan disusuinya. Kemudian rasulullah saw bertanya; Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini akan melemparkan anaknya ke dalam api ? Kami menjawab; Demi Alloh tidak; beliau bersabda; Alloh lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan itu kepada anaknya (Hr Bukhari dan muslim)

2. Dari abu hurairah ra. ia berkata ; rasulullah saw bersabda; tatkala Alloh menciptakan makhluk, ia menulis pada suatu kitab,, kitab itu berada di sisiNya di atas "Arasy, bertuliskan ; Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku (Hr Bukhari dan muslim)

3. Dari Abu hurairah ra. ia berkata ; saya mendengar rasulullah saw bersabda; Alloh telah menjadikan rahmat itu seratus bagian. sembilan puluh sembilan ditahan disisi- Nya, satu bagian Ia turunkan ke bumi, dari satu bagian itulah semua makhluk saling menyayangi sampai binatang itu mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya; 

Dalam riwayat lain dikatakan rasulullah saw bersabda; sesungguhnya Allah mempunyai seratu rahmat dan ia menurunkan satu di antaranya itu untuk jin, manusia binatang dan serangga. dengan satu rahmat itulah mereka saling menyayangi dan dengan satu rahmat itulah binatang buas mempunya rasa kasih sayang terhadap anaknya. Adapun rahmat yang sembilan puluh sembilan . Alloh menyimpannya untuk diberikan pada hari kiamat, sebagai rasa sayang terhadap hamba-hambaNya (Hr Bukhari dan muslim)

4- “Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon cinta Mu, cinta orang-orang yang mencintai Mu, dan amal yang dapat membuatku memperoleh cinta Mu. Yaa Allah jadikanlah cintaku kepada Mu melebihi cinta terhadap diriku sendiri, keluargaku, dan melebihi cintanya orang yang kehausan terhadap air yang dingin.” (HR. Tirmidzi)

Cinta pertama adalah bagi diri sendiri. Bila dicerahkan, orang melihat manfaatnya yang sejati dan ia menjadi orang suci. Tanpa cahaya pencerahan, manusia menjadi egois hingga ia menjadi setan. Cinta kedua diperuntukkan bagi lawan jenis kelamin.

Bila demi cinta, ia bersifat surgawi; dan bila demi nafsu, ia bersifat duniawi. Bila cukup murni, cinta ini tentu dapat menghilangkan gagasan tentang diri sendiri, tetapi manfaatnya tipis dan bahayanya besar. Cinta ketiga diperuntukkan bagi anak-anak, dan ini merupakan pelayanan pertama bagi makhluk Allah.

Memberikan cinta kepada anak-anak, adalah memanfaatkan dengan sebaik-baiknya apa yang dipercayakan oleh Pencipta, tetapi bila cinta ini meluas hingga mencakup seluruh ciptaan Allah, hal ini mengangkat manusia menjadi orang-orang pilihan Allah.

CINTA DAN ROHMAH ALLOH SWT



1.) Layak mendapatkan cinta-Ku bagi orang yang saling mencintai karena-Ku. Orang yang saling mencintai karena-Ku(di hari kiamat) akan ditempatkan di menara dari cahaya, tempat yang diingini oleh para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada (Shahih jami)

2.) sesungguhnyha Alloh ta'ala berfirman pada hari kiamat: Mana orang yang saling mencintai karena kebesaran Ku, hari ini Aku akan menaungi mereka pada saat tidak ada naungan selain naungan-Ku (HR muslim)

3.) Siapa yang ingin merasakan lezatnya iman maka cintailah seseorang hanya karena Alloh (HR Muslim)

4.) Abu hamzah , anas bin malik ra. menerangkan bahwa rasulullah saw bersabda, "tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR bukhari dan muslim)

Rahmat Alloh

1. Dari umar bin khathab ra ia berkata ; beberapa orang tawanan dihadapkan kepada rasulullah saw , tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu bingung mencari anaknya, setiap ia melihat anak kecil dalam rombongan tawanan itu diangkatn dan disusuinya. Kemudian rasulullah saw bertanya; Apakah kamu berpendapat bahwa perempuan ini akan melemparkan anaknya ke dalam api ? Kami menjawab; Demi Alloh tidak; beliau bersabda; Alloh lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi sayangnya perempuan itu kepada anaknya (Hr Bukhari dan muslim)

2. Dari abu hurairah ra. ia berkata ; rasulullah saw bersabda; tatkala Alloh menciptakan makhluk, ia menulis pada suatu kitab,, kitab itu berada di sisiNya di atas "Arasy, bertuliskan ; Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku (Hr Bukhari dan muslim)

3. Dari Abu hurairah ra. ia berkata ; saya mendengar rasulullah saw bersabda; Alloh telah menjadikan rahmat itu seratus bagian. sembilan puluh sembilan ditahan disis- Nya, satu bagian Ia turunkan ke bumi, dari satu bagian itulah semua makhluk saling menyayangi sampai binatang itu mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya; Dalam riwayat lain dikatakan rasulullah saw bersabda; sesungguhnya Allah mempunyai seratu rahmat dan ia menurunkan satu di antaranya itu untuk jin, manusia binatang dan serangga. dengan satu rahmat itulah mereka saling menyayangi dan dengan satu rahmat itulah binatang buas mempunya rasa kasih sayang terhadap anaknya. Adapun rahmat yang sembilan puluh sembilan . Alloh menyimpannya untuk diberikan pada hari kiamat, sebagai rasa sayang terhadap hamba-hambaNya (Hr Bukhari dan muslim)

4. “Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon cinta Mu, cinta orang-orang yang mencintai Mu, dan amal yang dapat membuatku memperoleh cinta Mu. Yaa Allah jadikanlah cintaku kepada Mu melebihi cinta terhadap diriku sendiri, keluargaku, dan melebihi cintanya orang yang kehausan terhadap air yang dingin.” (HR. Tirmidzi)

PENTINGNYA MENGENAL CINTA SAAT MEMASUKI WILAYAH SUFI



Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.



Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).



Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)




Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan CINTA TULUS yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…

, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

INI HANYALAH AWAL UNTUK MENGENALI ... KARENA HANYA DENGAN CINTA KASIH PANGGILAN HATI SEORANG SUFI MAMPU MELALULUI RINTANGAN DAN MEMBUKTIKAN DALAM KESETIAAN MENGABDI DENGAN KERELAAN KEPADA ALLOH SWT  & ROSULNYA ... SERTA MELAHIRKAN ADAB - ADAB YANG BISA DI JADIKAN CERMIN PARA SALIKIIN SEMUANYA .. 


======ooOOOoo ( Wallahu a’alam bisshowab )ooOOOoo=======

Minggu, 29 Juli 2012

[MP3-DAKWAH] Kumpulan Ceramah Habib Munzir Bin Fuad Almusawa 2012

[MP3-DAKWAH]
Koleksi Audio Majelis Rasulullah SAW

alt
Judul Kajian Download KajianPlay Kajian
2012-01-02 Kasih Sayang dan kemurkaan Allah Pada Jenazah7.0 MB 
2012-01-23 Wujud terima kasih Allah kepada Seseorang5.4 MB 
2012-01-30 Rasul SAW Menyukai Memulai Dari Yang Kanan5.5 MB 
2012-02-06 Mukjizat rasulullah5.9 MB 
2012-02-20 Pahala Menanti Waktu Shalat5.4 MB 
2012-03-05 Dua Sebab Siksa Di Alam Kubur7.0 MB 
2012-03-12 Mandi Tujuh Sumur Sunnah Rasulullah SAW5.1 MB 
2012-03-19 Ummat Yang Dibangkitkan Dengan Kemudahan5.1 MB 
2012-04-02 Siwak Pembawa Keridhoan Allah SWT3.1 MB 
2012-04-09 Ajaran Kelembutan Rasulullah SAW6.1 MB 
2012-04-30 Sifat Pencemburu Allah SWT7.2 MB 
2012-05-28 Perang Tabuk di Bulan Rajab11.5 MB 
2012-06-04 Hukum Islam Mengenai Bangkai6.1 MB 
2012-06-11 Larangan Buang Air Kecil Dalam Air Yg Tdk Mengalir9.7 MB 
2012-06-18 Puasa Sunnah Di Bulan Sya'ban8.1 MB 
2012-06-25 Amalan Di Bulan Sya'ban9.9 MB 
2012-07-02 Memperindah Wudhu7.3 MB 
2012-07-09 Pintu Langit di Buka, Pintu Neraka di Tutup3.1 MB 
2012-07-16 Puasa Ramadhan9.6 MB 
2012-07-23 Kemuliaan Puasa Ramadhan6.6 MB 
2012-08-13 Malam Lailatul Qadr5.9 MB 
2012-08-27 Berwudhu Untuk Sholat4.0 MB 
2012-09-03 Keutamaan Doa Masuk Toilet4.5 MB 
2012-09-10 Larangan Menghadap Kiblat Saat Buang Air5.2 MB 
2012-09-17 Mendahulukan Bagian Kanan9.2 MB 
2012-09-24 Sehelai Rambut Rasulullah10.8 MB 
2012-10-01 Saat Rasulullah SAW Mencukur Rambutnya3.9 MB 
2012-10-08 Balasan Bagi Orang Yang Berbuat Baik9.5 MB 
2012-10-15 Membasuh Bagian Yang Terkena Najis3.9 MB 

PESAN SYEIKH Mansur al-Hallaj





Tha... Sin... Kebenaran (Haqq) adalah Cahaya yang memancar dari Yang Ghaib
ia terlihat dan memancar, dan ia kembali kepada Yang Ghaib,
dan Kebenaran (Haqq) itu melampaui Segala Cahaya,
dan menjadi Cahaya di atas Cahaya
dan terang benderangnya memancar
ke seluruh bulan,
titiknya yang Paling Terang menjulang
ke angkasa yang dipenuhi oleh Segala Rahasia...
" Selanjutnya didalam Mansur al-Hallaj
menjelaskan tentang Nabi Muhammad dan Nur Muhammad
"Dan tak seorang pun mengetahui atau yang tahu apa
yang diketahuinya tidak pernah di luar
'Mim' Muhammad tidak ada jalan keluar bagi dia
demikian pula siapa yang bergerak di dalamnya
tidak pernah berada di luar 'Ha' Muhammad 'Ha'
mengarah kepada 'Mim' kedua dan huruf terakhir 'Dal'
membawanya kembali kepada 'Mim' yang pertama..."
(Mim Ha Mim Dal... Mim Ha Mim Dal... Mim Ha Mim Dal...)
Thasin 1:14, "Kebenaran (Haqq) bersama dengannya :
apa yang terbatas dan tidak terbatas pun
juga bersamanya
dalam Kejadian pun dialah yang pertama
dan dia jualah yang terakhir dalam rangkaian
kerasulan dia lah Makna Tersembunyi
dari Penciptaan dan dia jualah yang merupakan
Makna Terwujud dari Pengetahuan
tentang Esensi Kebenaran (Haqq) itu sendiri..."
Thasin 1:16 "Jika engkau meninggalkannya
dan pergi ke daerah-daerah yang jauh darinya,
maka engkau tidak akan menemukan Jalan
dan tidak seorang pun yang akan mendekatimu
Wahai, Jiwa yang Sakit !
Engkau tidak akan menemukan seseorang pun
yang akan menyelamatkanmu Kata Sang Bijak
dari Yang Paling Bijak dunia ini hanya bagaikan
padang pasir di hadapannya...
" Thasin 1:13 "Dan Kebenaran (Haqq) tidak membuat
Muhammad menciptakan sesuatu tentang siapa DIA,
siapa DIA : dan di mana DIA,
dan di mana siapa,
dan apa DIA... DIA, DIA... DIA... "

PENGERTIAN YAQIN

                                                                    




ما دمت انت انت فانت مريد فاذا افناك عنك فانت مراد  


MAA DUMTA ANTA ANTA FA ANTA MURIDUN, FA IDZA AFNAAKA 'ANKA FA ANTA MURODUN.

Selagi dirimu adalah dirimu semata, maka kamu seorang murid. Kemudian ketika Alloh swt mefanakanmu, maka kamulah yang di kehendaki.





Ketika hati Shohibul Yaqin (Pemilik Yakin) bergerak-gerak, maka keyakinannya berkurang. Apabila hati Shohibul Yakin merasa khawatir oleh suatu kekhawatiran, maka sempurna keyakinannya. Apabila hati pemilik iman bergerak-gerak dengan tanpa perintah, maka telah berkurang imannya. Dan bila bergerak-gerak dengan perintah ilahiyah dan menetapi perintah itu, maka telah sempurna imannya


Setelah manusia mengetahui & mengerti hakikat iman naik di lanjutkan pada pengertian yaqin
Keyaqinan pada tingkat makrifat (haqqul yakin) adalah berkonsepkan, tidak yang memberi dan tidak yang menerima, tiada yang menyembah dan tiada yang disembah, tiada sifat engkau dan tiada sifat aku, semua itu adalah semata-mata Yang Maha kuasa dan Meliputi.


Yaqin pada tingkat ma'rifat adalah yang berdasarkan kamil atau sejati atau sebati.
Kamil yang tidak berarti bersatu maupun bercerai tiada berkumpul dan tiada berpisah. Kamil yang dimaksudkan di sini adalah yang berarti satu.

Yaitu keyaqinan yang tidak membawa makna aku dan tidak juga kamu, keyaqinan yang terjadi pada tingkat ini, adalah pada tingkat wahdah (dualisme muhammad & alloh ta'yun tsani), atau hakikat muhammad. Keyaqinan ini telah melampaui Tingkat fana' bahkan ia telah berada di tingkat baqa'.

Apabila akal dan hatinya percaya dan yaqinn bahwa tiada yang ada, tiada yang wujud dan tiada yang maujud tetapi itu semua pada hakikinya adalah Dia (Alloh), maka inilah satu daripada tanda-tandanya salik itu telah sampai kepada matlamat yang dicarinya.

Selain daripada Dia semuanya ilusi belaka, yang ada hanyalah Dia semata-mata. Segala sifat, nama, kelakuan dan dzat adalah Dia semata-mata. Inilah pandangan dan pegangan mereka yang telah sampai ke tahap yaqin sepenuh yaqin.


خيره وشره من الله 


Baik buruknya sesuatu semuanya dari alloh.

Mereka mempunyai i'tiqod yang tinggi dan bulat, iatu sangat-sangat yaqin kepada apa yang dipegang oleh akal dan hatinya. I'tiqod mereka pada ketika itu adalah diri mereka sudah tidak ada lagi, segala yang ada, segala yang berlaku dan segala yang akan berlaku adalah semata-mata Dia.
Mereka hanya mahu bertawakkal dan berserah kepadaNya. Pasrah tanpa bimbang, ragu-ragu dan was-was.


Diri mereka sendiri telah dianggap binasa, apabila diri telah binasa, yang tinggal lagi bukan diri mereka, yang tinggal bukan lagi alam, bahkan hanya Dia semata-mata.Ini bukanlah bersatu dengan Alloh (hulul), tetapi hanyalah tawakkal atau berserah kepadaNya dengan dilandasi Ma'rifatullah.

Inilah pegangan mereka yang dikasihi-Nya sama ada mereka yang terdahulu ataupun pada masa sekarang ini. Mereka tidak menggunakan ilmu japa mantra, ilmu pengasih atau ilmu kebal apabila mereka berhadapan dengan sesuatu keadaan yang menhadang, tapi yang mereka ada adalah keyaqinan mereka kepada Alloh. Dan itu sudah cukup untuk menyelamatkan mereka dari bala' / bahaya di dunia dan akhirat.

Yaqin kepada kekuasaan Alloh semata, membuatkan mereka tidak merasa takut kepada bahaya yang ada di dunia ini atau di alam ghaib (akhirat), mereka tidak takut selain Alloh. Keyaqinan kepada Alloh itu, yang membuatkan mereka tidak berbekas oleh senjata tajam, pedang maupun peluru senapang dan sebagainya.


Keyaqinan hanya semata-mata Alloh itulah, yang membuatkan mereka berani, gagah, kuat dan selamat dari semua yang membahayakan diri dan jiwanya.

Ini bukanlah ilmu bersatu dengan Alloh, tidak mungkin kita dapat bersatu dengan Dia. Karena Dia itu esa jua. Tidak mungkin sesuatu yang esa dapat bersatu dengan yang lain, hanya yang lebih dari satu (esa) saja dapat bersatu, 


contohnya, kopi dan susu, dapat bersatu menjadi benda baru iaitu kopi susu. Tetapi jikalau hanya ada kopi saja bagaimana dapat ia bersatu menjadi kopi susu, kopi (esa) tetap kopi selama-lamanya.
Mereka yang mempunyai keyaqinan di peringkat ini, tidak memandang lagi kepada yang lain, tetapi hanya kepada Dia.


Mereka tidak lagi memandang alam sebagai alam, tetapi yang mereka pandang itu adalah Wujud Alloh “berserta” alam. Mereka tidak lagi melihat diri, sebagai diri, tetapi yang mereka lihat itu adalah Wujud Alloh “beserta” diri.

Bukan mereka menafikan kewujudan sifat alam atau sifat makhluk atau sifat diri, alam dan makhluk itu tetap ada buat sementara (walaupun hakikatnya tiada), tetapi mereka manggangap alam dan makhluk itu telah binasa dalam Wujud Alloh. Kalau dibuat analogi, mereka hanya tertuju kepada sifat manis, tetapi bukan tertuju kepada sifat gula.


Keyaqinan pada tingkat baqa' adalah satu keyaqinan yang tidak berubah-rubah lagi, salik itu yaqin dengan sepenuh-penuhNya yaqin, tidak satupun yang dapat menggugat keyaqinanNya.

Di lanjutkan pada perpaduan yang sehati selamanya, yang tidak berpisah antara nafi dan isbat. 
Kekal sifatnya seperti sifat api dan dengan sifat asap, sebagaimana matahari dan cahaya matahari, sebagaimana bayang-bayang dengan tuan yang empunya bayang-bayang.


Dilanjutkan sebagaimana tiada lagi yang menyembah dan tiada yang disembah, melainkan semata-mata Tuhan semesta alam, yang mutlak pada hakikatnya yang menyembah dan disembah.

KekalNya sifat manusia sebagai sifat makhluk, dan di lanjutkan pada sifat Tuhan sebagai sifat ketuhanan, tetapi di antara sifat manusia dan sifat penciptanya, tidak berpisah dan tidak bersatu, sebagaimana tidak bersatu dan tidak berpisahnya isbat dan nafi.


Konsep keyakinan tingkat ma’rifat ini adalah berlandaskan wahdah atau keesaan dalam wajah Maha Pencipta. Yang ada (yang membuat), yang Wujud (yang ada), dan yang maujud (yang dijadikan) hanya adalah Wujud Pencipta yang satu.

Tingkat keyaqinan kamil ini bukanlah sama dengan apa yang dikatakan konsep Manunggal (bersatu dengan Alloh), dalam pengertian singkatnya Manunggal itu adalah bergabung dua yaitu hamba dan Tuhan menjadi satu, konsep ini adalah konsep yang tidak benar, tidak sama dengan konsep yang dibawa Rosululloh, karena Islam berlandaskan konsep fana', yakni tiada yang lain hanya Alloh.

Konsep kamil bisa dianalogikan seperti berikut, tidak angka dua dan angka tiga dalam jumlah satu, angka dua, angka tiga, dan angka yang ke sejuta, dan angka yang ke sekian kalinya itu adalah tercantum dalam bilangan satu.


Untuk orang Ma'rifat walaupun seberapa banyaknya angka satu itu digandakan, ia tetap berwajah satu, walaupun begitu banyak manifestasi dzat dalam alam semesta, tetapi dzatnya tetap satu.

Sekali lagi disebutkan, salik yang berada di tingkat haqqul yaqin adalah berpegang pada keyaqinan tingkat wahdah, esa, atau tunggal. Alloh itu satu (esa) dalam sifatnya, namaNya, afaalNya dan dzatnya, yang bersifat itu hanya sifat untuk Alloh, yang bernama itu hanya nama bagiNya, yang melakukan itu hanya perilaku bagiNya dan yang berdzat itu hanya dzat bagiNya. Namun Dia tetap satu itu jua.

Ada antara mereka berdoa sekali saja dikabulkan Alloh, ….tetapi ada pula antara mereka yang berdoa berkali-kali tetapi masih tidak dikabulkan permintaan mereka.. apakah yang membuatkan permintaan mereka mendapat reaksi yang berbeda daripada Alloh.


Banyak yang menyalahkan Alloh karena tidak mengabulkan permohonan mereka, tetapi sebenarnya mereka yang lupa dan lalai karena salah pengertian dalam memohon / berdoa.

Bukan ayat yang dibaca itu yang sakti, tetapi pembaca itu , yang mempunyai keyaqinan yang tidak ragu-ragu , keyaqinan yang kuat itu akan menghasilkan kekuatan batin di dalam diri mereka…. kekuatan itu sejajar dengan keyaqinan yang mereka punyai… kekuatan batin ini pula akan menghasilkan getaran Rahasia Alloh (Sir) yang terdapat di dalam diri mereka, hasil dari pancaran Dzat Alloh, apabila getaran Dzat Alloh telah wujud dalam diri mereka, … maka mahluk dapat mewujudkan apa yang diminta …. PAHAMILAH INTI DOA BUAK MEMINTA NAMUN DI ANTARA ROJA' DAN SYUKUR ... YAITU UNGKAPAN KEADAAN DIRI DAN YAQIN AKAN JANJI-JANJI ALLOH ... SEMATA ... ITULAH HAKIKATNYA DOA ... WALLOHU 'ALAM 

TERHIJAB DARI MAHLUK DAN HIJABNYA KEISTIMEWAAN KAROMAH

                                                                         


Sebenarnya apabila seseorang mengetahui aib orang lain otomatis akan timbul su'udzdzon (buruk sangka) kepadanya dan yang lebih bahaya lagi bahwa ia merasa dirinya lebih baik dari yang lain (takabbur) yang mana justru sikap ini akan menyeretnya kelembah kehancuran


Kebanyakan dari kita hanyalah melihat aib/keburukan dari orang lain dengan penglihatan mata kepala saja dengan tanpa disertai akhlak rohmah ilahiyyah ( kasih sayang ) maka hal ini akan sangat berpotensi pada munculnya fitnah bahkan kerusakan/bencana yang datang dari Alloh.


Dikarenakan yang menjadi tuntutan setiap hamba atas dasar hukum dan syari'atNya adalah berperilaku sopan santun dan beradab terhadap seluruh hambaNya dan mengaplikasikan husnudzdzon didalam qolbunya.


من اطلع على أسرار العباد ولم يتخلق بالرحمة الإلهية كان اطلاعه فتنة عليه وسببا لجر الوبال إليه


 Artinya : "Barang siapa yang telah mampu melihat rahasia-rahasianya hamba Alloh namun tidak berperilaku dengan Rohmah Ilahiyyah (kasih sayang yang bersifat ketuhanan), maka hal tersebut bisa menjadi fitnah baginya dan akan menjadi sebab yang mampu menarik bencana yang akan menimpanya "

 

 Setiap hamba jika mengetahui rahasia tabi'at kemanusiaan seseorang dan keburukan-keburukan yang ditimbulkan oleh hawa nafsunya, maka biasanya otomatis akan menimbulkan buruk sangka (Su'udzdzon) kepadanya, selama orang yang melihatnya tersebut tidak mampu menerapkan sifat Rohmah Ilahiyyah ( Kasih sayang yang bersifat ketuhanan). Padahal kalau saja ia ingat akan Rohmah Alloh yang begitu luas kepada hambaNya , maka ia tidak akan segera berburuk sangka kepada yang lain.



 1-Jika ia sedang mengetahui aibnya orang lain, ia harus bisa melupakan dan tidak mengi'tibar sesuatu yang menjadi tabi'at manusia serta harus mampu menerapkan akhlak karimah yang berupa rohmah ilahiyyah (kasih sayang).

 Dan ini merupakan perkara yang amat sulit untuk diimplementasikan bagi orang awam bahkan oleh orang-orang shiddiq sekalipun. Diriwayatkan, ada salah satu auliyaillah rohimahulloh yang terus memohon kepada Alloh agar ia dibukakan hijabnya sehingga mampu melihat hakikat rahasia manusia yang masih samar bagi orang awam.


Maka, pada suatu hari, ketika ia sedang memasuki suatu pasar, disitu ia diperlihatkan oleh Alloh bahwa kebanyakan wajah-wajah manusia yang berkerumun didalamnya menyerupai berbagai bentuk hewan, ada yang berbentuk kera, kerbau, sapi dan yang lainnya. Kemudian, karena wali tersebut tidak kuat melihatnya ia kembali memohon kepadaNya untuk tidak diperlihatkan lagi rahasia tersebut.


2-Seyogyanya, seorang hamba tetap dalam keadaan terhijab dari rahasia keburukan orang lain agar tidak menimbulkan fitnah yang kemungkinan besar mampu menggiring kepada kerusakan yang kembali kepadanya.

Perlu kita sadari, bahwa kita tidaklah terlahir dalam keadaan selalu suci / fitroh baik dhohir maupun bathin (selamat dari kesalahan/maksiat ) karena kita tidak ma'shum sebagaimana halnya Anbiya' yang terjaga dari maksiat. Kalau saja kita ini selalu bersih dhohir/bathin (tidak maksiat) maka kita tidak butuh mengadu kepadaNya atas kelemahan kita, dan tidak butuh akan maghfiroh dariNya, karena maghfiroh (ampunan) itu wujud karena adanya juga aib dan dosa.

 Lalu kalau seorang hamba tidak punya 'aib, bagaimana ia mau mengetuk pintunya Sang Ilahi, dan jikalau saja ia ma'shum maka berarti seorang hamba sudah merdeka (lepas) dari makna "Ubudiyyah lillah" yang telah disyari'atkan oleh Alloh, walaupun hakikatnya tidak akan bisa lepas dariNya memandang bahwa yang menjaganya dari 'aib adalah Alloh sendiri.

 Maka dari itu, hilangnya perasaan sadar akan lemahnya seorang hamba, hina dan banyaknya aib yang dilakukan serta perasaan selalu butuh ( Iftiqoor ilaih) akan ma'unah dan taufiq Alloh akan sangat berpotensi menghilangkan perasaan 'Ubudiyyah (menghambakan dri kepadaNya) yang bisa mengantarkan diri kedepan pintuNya. 


JANGAN TERSESAT PADA KEISTEMEWAAN LAHIRIYAH 


استشرافك ان يعلم الخلق بخصوصيتك دليل على عدم الصدق فى عبوديتك


Artinya : "Perhatian kamu agar makhluk tahu akan kekhususan (ibadah) mu merupakan dalil atas ketidak benaranmu dalam 'ubudiyyah ".

Hikmah ini masih berhubungan erat dengan hikmah sebelumnya, yang merupakan penjelas hikmah sebelumnya.

 Bahwa seorang hamba masih dikatakan sebagai orang yang pamer (مرائِيًا) walaupun ketika ia sedang beribadah tidak sedang disaksikan oleh orang lain dikarenakan perhatian dan keinginannya agar orang lain tahu akan kekhususiahan dan ibadahnya.

Kalimat (الاستشراف) adalah ungkapan yang berarti perhatian / pandangan nafsu kepada sesuatu hal (kesenangan-kesenangannya) dan mengharapkan akan hasilnya sesuatu tersebut.
Tidak ada sesuatu yang bisa mendorong hamba agar orang lain tahu akan kekhususiahannya dalam beribadah kecuali kesenangan nafsunya tersebut.

Dari sini bisa diketahui bahwa selama masih ada istisyrof (الاستشراف) didalam hatinya hamba yang sedang beribadah menunjukkan tidak adanya kejujuran dan kebenaran dalam 'ubudiyah kepada Alloh, karena apabila dikatakan sudah benar dalam 'ubudiyahnya maka samarnya ibadah dari manusia pastinya lebih lezat dari pada dhohirnya ibadah dihadapan manusia.

Diriwayatkan dari Ahmad bin Abil Hawari :

من أحب ان يعرف بشيئ من الخير أو يذكر به فقد أشرك فى عبادته, لأن من خدم على المحبة لا يحب ان يرى خدمته غير مخدومه
.
Artinya : "Barang siapa yang senang akan diketahui / disebutkan kebaikannya, maka sungguh ia sudah menyekutukan Alloh didalam ibadahnya, karena orang yang berkhidmah atas nama mahabbah/cinta tidak senang apabila selain orang yang dikhidmahi tahu akan khidmahnya". 

Jadi, seorang hamba masih belum dikatakan benar dalam 'ubudiyahnya kepada Alloh subhanahu wa ta'ala kecuali jika ia sudah bisa menundukkan nafsunya kepada tuntutan-tuntutan ubudiyah kepadaNya dan memurnikan mahabbah/cintanya kepada Alloh serta menghilangkan perhatian dan perasaan ingin diketahuinya kekhususiahan ibadah oleh orang lain.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara hamba yang masih dalam awal suluknya kepada Alloh dengan yang sudah sampai pada derajat makrifat dan muroqobah kepadaNya, hanya saja sesugguhnya tuntutan-tuntutan dakwah (menyampaikan syari'at)lah yang mewajibkan bagi setiap muslim untuk berdakwah dengan tawadhu' dan ikhlas setelah ia mampu melepaskan diri dari istisyrof (الاستشراف) tadi.


Kemudian Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

من سن سنة حسنة فله أجرها, وأجر من عمل بها لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا


Memperlihatkan kekhususiyahan ibadah ini adakalanya dengan memperlihatkan amal ibadah dihadapan orang lain secara dhohir seperti riwayat diatas dan adakalanya dengan membicarakannya kepada orang lain setelah selesai melakukan amal tersebut.

Dalam dua haliyah ini seorang hamba harus selalu waspada dalam menjaga hatinya dari godaan syaitan dan kesenangan nafsu yang selalu ikut andil dalam merusak amal ibadah, lebih-lebih waspada akan munculnya istisyrof (الاستشراف)



Hikmah ini merupakan hikmah yang mengalasi hikmah sebelumnya yang menerangkan bahwa kenapa Alloh menghijab manusia dari rahasia-rahasia haliyah para hambaNya.

Dari hikmah ini tersirat jawaban bahwa diwajibkan bagi setiap insan untuk tetap beradab dalam bergaul dan berinteraksi dengan lainnya, sehingga husnudzdzon (baik sangka) kepada mereka selalu tertanam didalam qolbu, serta mengarahkan sesuatu pekerjaan apapun yang terlihat atau muncul dari mereka kepada neraca kebaikan.


Dari kalangan salaf sendiri banyak riwayat yang menceritakan tentang menyebutkan amal ibadah yang telah dikerjakan oleh mereka, diantaranya riwayat yang diceritakan dari Sa'd bin Mu'adz, beliau berkata :

ما صليت صلاة منذ أسلمت فحدثت نفسي بغيرها وما تبعت جنازة فجدثت نفسي بغير ما هي قائلة وما هو

مقول لها وما سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول قولا قط إلا علمت أنه حق.


Artinya : Saya tidak pernah sholat satu sholat pun sejak aku masuk Islam kemudian aku berbicara tentang selain sholat, aku tidak pernah ikut mengiring satu jenazah pun kemudian aku berbicara tentang selain Jenazah, dan sama sekali aku tidak pernah mendengarkan ucapan Rosul shollallohu 'alaihi wa sallama kecuali saya tahu bahwa sesungguhnya ucapan beliau adalah Haq (benar).

Diriwayatkan juga dari Sayyidina Umar bin Khoththob rodhiyallohu 'anhu, beliau berkata:

ما أبالي أصبحت على عسر أو يسر لأني لا أدري أيهما خير لي


Artinya : Saya tidak perduli apakah ketika menjelang pagi saya dalam keadaan sulit (payah) atau dalam keadaan mudah, karena sesungguhnya aku tidak tahu mana dari kedua haliyah ini (sulit dan mudah) yang lebih baik bagiku.

Beliau umar bin abdul 'aziz rohimahulloh juga pernah berkata :

ما قضى الله فيّ بقضاء قط فسرّني أن يكون قضى لي بغيره وما أصبح لي هوى إلا فى مواقع قدر الله


Artinya : "Alloh tidak memberikan kepadaku satu putusan pun, kemudian aku senang apabila Ia memberikan putusan lain selain keputusan tadi dan saya tidak merasa senang kecuali jatuh dalam lingkup qodarnya Alloh.

Semua riwayat ini merupakan dalil yang membolehkan memperlihatkan haliyah-haliyah yang terpuji, apabila haliyah tersebut keluar dari orang yang sudah menjadi qudwah hasanah, dan ia mengharapkan agar perilakunya ditiru bagi orang yang melihatnya. Maka dari itu pintu untuk memperlihatkan amal tidaklah tertutup.

Adapun sifat yang masih dikatakan riya' dan merupakan penyakit hati adalah (الاستشراف) istisyrofnya hamba yang sedang dikarunai oleh Alloh khususiyyah dan amal-amal ketaatan, ia ingin agar orang lain tahu akan muroqobahnya kepada Alloh, sebagaimana hikmah yang telah disampaikan oleh Ibnu 'Athoillah As Sakandary diatas.


Walloohu A'lam.

Sabtu, 28 Juli 2012

PENGERTIAN - PENGERTIAN IMAN SERTA PERKARA YANG MENJADI ASBAB-NYA PADA KEBENARANNYA IMAN


                                                                         


                                                                                                                                                     ماالأيمان  الأيمان هوغير ذكر وحمد ولكن يمثل بالذكر والحمد لأن الأيمان هداية واقرار وتصديق فالهداية صنع اي فعل الرب وهو بمنزلة الذكر والحمد والاقراروالتصديق فعل العبد وهو بمنزلة فهمك علي حقيقة كله واولادهما الي الطاعة الصالحة *
Artinya:
Apakah yang di namakan iman “iman itu bukan ingat dan memuji tetapi di serupakan dengan ingat dan memuji (yaqin rasa)” karena sesungguhnya iman itu petunjuk alloh,ikrar hati dan jiwa, adapun HIDAYAH (petunjuk)  itu pekerjaannya alloh sendiri dengan turunnya ingat dan puji. Adapun iqrar dan pembenaran itu pekerjaannya  hamba dengan turunnya kepahaman akan kebenarannya alloh dengan keseluruhan. Sedang berkumpulnya  hidayah,iqrar dan pembenaran akan melahirkan ketaatan yang baik menurut alloh sendiri.

اذا مات ابن آدم في اي موضع  يكون  ايمانه اي ايذهب  مع الروح فيكون الجسد خاليا من الايمان  فالجواب الايمان مع الروح ولكن لا ينقطع من الجسد لأن الأيمان كان بين الجسد والروح لأنه عماد من النور المعلقة

Artinya :
Ketika  anak turun adam itu meninggal dunia dimanakah iman & adanya iman itu di letakkan,apakah hilang bersama roh jika hilang bersama roh maka jasad akan sepi (tidak ada) dari iman adapun maka jawablah iman itu bersama roh akan tetapi tidak putus (pisah) dari jasad karena sesungguhnya iman berada diantara roh dan jasad karena sesungguhnya iman itu tiang yg terbuat nur yg bergantung pada alloh sendiri .


في اي موضغ الايمان في الجسد عند الحياة فالجواب الايمان في اربعة مواضع اولها في القلب كما قال الله تعالي كتب الله في قلوبهم الايمان والثانية  في الصدر كما قال الله تعالي فمن شرح الله صدره الاسلام والثالثة في الفؤد كما قال الله تعالي ما كذب الفؤد ما رئ والربعة في اللسان كما قال الله تعالي انما يتذكر ؤلوالألباب


Dimanakah iman itu diletakkan dalam jasad ketika manusia hidup,maka jawablah ada di  4 tempat :
1.       Di dalam hati  seperti firman alloh swt : alloh telah menuliskan iman itu di dalam hati kalian semua
2.      Bertempat di dada  seperti firman alloh swt : alloh telah melapangkan dada setiap orang-orang yang telah pasrah/selamat (islam)
3.      Bertempat di hati fu’ad seperti firman alloh swt : hati sanubari tidak akan bohong dan tertipu dengan apa yg di ketahui
4.      Bertempant pada lisan manusia seperti penjelasannya alloh swt : orang-orang yang mempunyai hati pastilah ingat dengan apa yang di ucapkan

وقال النبي صلي الله عليه وسلم وحقيقة الايمان على اربعة اوجه اولها اقرار باللسان والثانية والتصديق بالجنان اي القلوب والثالثة يعمل بالاركان والرابعة يعمل بالنية وكمالها موافقة للسنة نبينا محمد صلي الله عليه وسلم


Sabda  Nabi Muhammad SAW :
 Kebenaran iman (keyaqinan) itu ada 4 ketentuan :
1.      Bersumpah dengan lisan
2.      Membenarkan dengan beberapa hati
3.      Melakukan rukun-rukunnya
4.      Melakukan dengan niat
Adapun kesempurnaan iman itu mufakat dengan sunnahnya Rosululloh SAW

Karena keterangan diatas masih banyak hilafiyah (perbedaan) di antara ulama-ulama maka keluarlah dua pemahaman antara ahli syari’at dan ahli tauhid dan inilah yang menjadi perbedaan pandangan menurut keyaqinan masing-masing. 






الايمان خروجك عنه اي من نفسه واليقين خروجك عنك  

AL IMANU KHURUJUKA ‘ANHU AI MIN NAFSIHI. WAL YAQINU KHURUJUKA ‘ANKA.

.Iman itu keluarmu dari-NYA. Dan yakin itu keluarmu darimu.

وكل ما خرجت منه اي  من نفسه زاد ايمانك وكل ما خرجت منه زاد يقينك يا اثير الشهوة والعبادة يا اثير المقامات والمكاشفة  انت مغرور بك وانت مشغول بك عنه عين الاشتغال به عنك وهو تعالي حاضر ناظر وهو معكم اينما كنتم في الدنيا والاخرة 

WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU AI MINNAFSIHI, ZAADA IMAANUKA. WA KULLAMAA KHOROJTA MINHU, ZAADA YAQINUKA. YAA ASIRUS SYAHWATI WAL ‘IBADAH YAA ASIRUL MAQOMATI WAL MUKAASYAFATI, ANTA MAGHRURUN ANTA MASYGUULUN BIKA ‘ANHU. AINAL ISYTIGHOLU BIHI ‘ANKA, WAHUA TA'ALA HAADLIRUN NAADHIRUN, WAHUA MA’AKUM AINAMAA KUNTUM FII AL-DUNYA WAL AAKHIROH.

Ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah imanmu. Dan ketika kamu keluar dari dirimu, maka bertambahlah yakinmu. Wahai tahanan syahwat dan ibadah! Wahai tahanan makom (kedudukan) dan mukasyafah (pengetahuan)! Kamu tertipu dan tersibukkan dengan dirimu sendiri (sehingga) jauh dari-NYA. Kapan dan dimana kamu sibuk dengan-NYA (hingga) kamu jauhi dirimu? DIA Yang Maha Mulya dan Agung (selalu) hadir dan melihat, DIA bersamamu dimanapun kamu berada di dunia dan akhirat.

اذا كنت معه حجبك عنك واذا كنت معك استعبدك له 

IDZAA KUNTA MA’AHU HAJABAKA ‘ANKA, WA IDZAA KUNTA MA’AKA ISTA’BADAKA LAHU.

Ketika kamu bersama-NYA, DIA akan menghalangimu darimu. Dan ketika kamu bersamamu, maka DIA akan menjadikanmu hamba bagi diri-NYA

واذا زاد ايمانك نقلت من حال الي حال واذا زاد يقينك نقلت من مقام الي مقام 

WA IDZAA ZADA IMANUKA NAQOLTA MIN HAALIN ILAA HAALIN. WA IDZA ZAADA YAQINUKA NAQOLTA MIN MAQOOMIN ILAA MAQOOMIN.

Ketika imanmu bertambah, maka kamu akan berpindah daru satu keadaan pada keadaan yang lain. Dan ketika yakinmu bertambah, maka kamu akan berpindah dari satu makom (kedudukan) pada makom (kedudukan) yang lain.

الشريعة لك حتي تطلبه منه والحقيقة له حتي تطلبه به منه له تعالي حيث لا حين ولا اين 

 ASYARI’ATU LAKA HATTA TATHLUBUHU MINHU. WAL HAQIQOTU LAHU HATTA TATHLUBUHU BIHI LAHU TA'ALA HAITSU LAA HIINA WA LAA AINA.

Syari’at itu bagimu hingga kamu mencarinya dari-NYA. Hakikat itu bagi-NYA hingga kamu mencarinya dengan-NYA bagi diri-NYA Yang Maha Agung dan Mulia tidak terwaktu dan tertempat (dimana).

Pokok dan yang paling penting adalah ma'rifat. ma'rifatulloh tidaklah seperti halnya manusia tahu makhluq lainnya secara kasat mata dan ini sangatlah mustahil karena bagaimana bisa akal makhluq bisa menemukan Dzat al kholiq, oleh karena itu dikatakan :

كل ما خطر ببالك فالله بخلاق ذلك

 Artinya : " Apapun yang terlintas dihatimu, maka Alloh adalah selainnya " 

و من فني به غاب عن كل شيئ

Hanya saja haliyah fana' kulli ini sangatlah langka, karena orang yang sudah merasa hilang dengan ma'rifat billah dari setiap sesuatu, tidak bisa mu'amalah dengan manusia, ia tidak bisa bangkit untuk menuntun/membimbing manusia dan tidak bisa melakukan dakwah, tapi ia tetap dalam keadaan menyaksikan Alloh dengan hatinya.

Akan tetapi, haliyah fana' kulli ini, kebanyakan hanyalah dirasakan oleh orang yang ‘arif disebagian haliyahnya saja. Kemudian ia akan kembali pada haliyah baqo' namun masih ma'rifat billah

 Yakni supaya sampai kepada suatu akibat yang baik, yaitu pendewasaan ilmu dan akhlak secara spiritual. Amal ibadah adalah persembahan seorang hamba kepada Tuhannya sedangkan ma’rifat adalah pemberian Alloh kepada hamba-Nya, manakah yang lebih tinggi nilainya?

Oleh karena itu, apabila Alloh s.w.t berkehendak membukakan pintu wijhah hati seorang hamba untuk menerima Nur Ma’rifat, tidak peduli walau hamba-Nya itu sedang lemah dan sedikit amal ibadahnya .......
                                                        IMAN menurut pandangan ahli syari’at

فعل مأمورات وترك المنهيات
                                              Artinya :
                                                mengerjakan yang di perintah dan meninggalkan semua larangannya

                                                          IMAN menurut tauhid

لا تنقصهم العصيان ولا تزىدهم الأحسان في الرجاء


Yang artinya :
                       Seorang ahli tauhid    tidak akan menambah akan kebajikan di dalam pengharapan
                             pernah bisa mengurangi kema’siatan dan tidak akan pernah bisa                                                                 
قال النبي محمد صلي الله عليه وسلم الممكنات كلها من الله ولم يكن  معه غيره اي تقديره هو الله الموجود هوالله الشهادة هوالله المحاض
            
Sabda nabi muhammad SAW yang artinya :
      Sesuatu kemungkinan yang ada seluruhnya dari alloh dan tidak ada yang menyertai sesuatu itu
       Kecuali alloh ,yang dimaksud semua kemungkinan itu adalah kehendak alloh,alloh yang
        wujud,alloh yang menyaksikan sendiri dan alloh dzat yang murni

وقال تعالي كل من عليها فان ويبقي وجه ربك ذوالجلال والاكرام
                
Firman alloh SWT yang artinya :
                   Seluruh mahluk yang bertempat di bumi semuanya rusak kecuali dzat nya alloh
                   Sendiri yg mempunyai keagungan dan kemuliaan
Karena perbedaan keyaqinan itu rosululloh SAW menjelaskan 10 perbedaan antara iman dan amal agar semua bisa mengkaji dan menyikapi jalan mana yang akan di pilih oleh penerus Rosululloh SAW pesan beliau yg sampai saat ini kita perebutkan kebenarannya

ما الفَرْقُ بينَ الاِيمانِ وَالْعَمَلِ اَلْجَوَابُ فَقُلْ عشرةُ اَشْياءَ اولها الايمان متبوعٌ والعملُ تابعٌ والثانية الايمان دائم والعمل موافقة والموقوت والثالثة الايمان فرض علي المسلمين والمؤمنات خاصة والرابعة احكام المسلمين معلقة بالايمان لا معلقة بالعمل والخامسة  يقبل الايمان بغير العمل ولا يقبل العمل بغير الايمان  والسادسة الجنة تجب مع الايمان لا بالعمل والسابعة يعطي ثواب العمل ولا يعطى ثواب الايمان والثامنة الايمان لايوزن ولا يحسب وترك العمل لم يصير كافرا والتاسعة تجوز وصية بالعمل ولا تجوزالوصية بالايمان والعاشرة الانبياء ممتفقون بالايمان دون بالعمل لانهم مخلفون في الشرائع * فان قيل لك الايمان قديم او محدث فالجواب الهداية فعل الرب وهو قديم  فكل ما جاء من القديم يكون قديما بالله تعالي حق


Apakah perbedaan iman dengan amal,
Perbedaan iman dengan amal ada 10 perkara    :                                           
1.       Iman itu yang diikuti dan amal itu yang mengikuti
2.      Iman itu dahulu sedang amal itu mufakat dan di waktu-waktu
3.      Iman wajib bagi orang islam laki-laki dan perempun dengan chos
4.      Hukum-hukum seorang yang beriman bergantung pada iman dan tidak bergantung pada amal
5.      Iman itu diterima tanpa amal sedang amal itu tidak di terima tanpa adanya iman
6.      Kebahagiaan surga itu wajib dengan adanya iman tidak wajib dengan amal
7.      Di berikan pahalanya amal namun tidak di berikan pahalanya iman
8.      Iman itu tidak di timbang dan di khisab sedang meninggalkan amal itu tidak menjadikan seseoran itu kafir
9.       Di perbolehkan wasiat dengan amal namun tidak diperbolehkan wasiat dengan iman
10.  Para Nabi dan Rosul mufakat dengan iman namun tidak mufakat pada amal karena berbeda-bedanya syari’at

Dan apabila di tanya apakah iman itu dahulu / baru sifatnya  
Maka jawablah hidayah itu pekerjaannya alloh sendiri,sesuatu yang dari alloh pasti dahulu adanya                                            

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk al faqir sendiri dan bisa melahirkan hikmah buat saudara-saudariku semua  sebagai bahan renungan untuk memilih jalan masing-masing agar tidak saling mencari kebenarannya sendiri dan saling memahami kedudukan dan tugas masing-masing dengan menjaga tali ukhuwah insaaniyah, wal islamiyah wal wathooniyah  penjelasan ini di nuqil dari kitab bayan atthoriq  peninggalan datuk hamzah al fansuri as singkel banda aceh yang di tulis oleh syeih Syamsuddin as samatroni




semoga selalu dalam minnah menuju himmah al-lathiifahNYA selalu ........

Makloon Jahit Bandung: Solusi Terbaik untuk Bisnis Fashionmu!

 Hello Sobat IDkonveksi! Apakah kamu memiliki bisnis fashion namun kesulitan dalam proses produksi? Apakah kamu membutuhkan bantuan untuk me...