Senin, 14 Agustus 2017

PENGERTIAN TAJALI ASMA',AFA'L & SIFAT SERTA DZAT TAJALLI ASMA' :

TAJALLI ASMA' :



Mengerti dan memahami NAMA'' ALLOH yang 99 serta nama'' alloh yang meliputi sekalian alam beserta isinya ....



TAJALLI AF'AL :

Mengerti bahwasanya HANYA dengan gerak alloh semua mahluk bisa bergerak dan beraktifitas ...



والله خلقكم وما تعملون



sesungguhnya alloh yang mengADAkan kita semua (alam semesta) dengan apa yang kita lakukan



dan menjadi rujukan RUKUN IMAN TENTANG IMAN DENGAN QODO' DAN QODAR yang pengertianNya bahwasanya perkara yang ADA baik dan buruk semuanya telah di tentukan oleh alloh sejak zaman azali ... namun manusia yang berakal di ajarkan untuk selalu belajar dan belajar ... dari mulai lahir sampai ke liang lahat ....



TAJALLI SIFAT : Mengerti tentang pemahaman SIFAT'' ALLOH yang WAJIB WUJUDNYA yang secara tertulis di ajarkan ada 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil selain sifat'' yang tersembunyi yang selalu meliputi seluruh alam semesta :



Sifat Alloh yang Wajib bagi Alloh.



1.Wajib………………………… WUJUUD = Ada.

Disebut = Sifat Nafsiyah (Tentang Dzat Alloh).

Mengapa Allah bersifat WUJUUD?.



Karena Alloh bersifat =



2.Wajib………………………… QIDAM = Dahulu.

3.Wajib………………………….BAQOO = Kekal.

4.Wajib……Mukhoolafatu lil hawadits(i)= Unik / tidak menyerupai mahluknya.

5.Wajib………QIYAAMUHU BI NAFSIH(I)……… ……………………..= Berdiri dengan sendirinya.

6.Wajib…………………….WAHDANIYAh = Esa.

Disebut = Sifat Salbiyah (Diluar Pemikiran Manusia).



Mengapa Alloh bersifat 1, 2, 3, 4, 5 & 6 ?.

Karena Alloh bersifat=



7.Wajib…………………………QUDRAT = maha Kuasa.

8.Wajib………………………….IRADAT = maha berkehendak

9.Wajib……………………………..ILMU = maha tahu .

10.Wajib…………………………HAYAA = maha Hidup.

11.Wajib…………………………SAMA’ = maha Dengar.

12.Wajib…………………………BASHOR = maha meLihat.

13.Wajib……………………….KALAAM = maha berBicara.

Disebut = Sifat Ma’ani. (Didalam Pemikiran Manusia).

(Tetapi, TIDAK bisa dimaknakan / artikan dengan kata'').



Mengapa Alloh bersifat 7, 8, 9, 10, 11, 12 & 13 ?.

Karena Alloh juga bersifat ma'nawiyah =



14.Wajib…………………QOODIRUN = Penguasa.

15.Wajib…………………..MURIIDUN = Penentu.

16.Wajib………..’AALIMUN = Pemilik&Awal Tahu.

17.Wajib…………HAYYUN = Pemilik&Awal Hidup.

18.Wajib………SAMII’UN = Pemilik&Awal Dengar.

19.Wajib………BASHIIRUN = Pemilik&Awal Lihat.

20.Wajib..MUTAKALLIMUN = Pemilik&Awal Bicara.

Disebut = Sifat Ma’nawiyah. (Didalam Pemikiran Manusia).

(dan bisa dimaknakan).

Sifat Alloh yang Mustahil bagi Alloh =

1.Mustahil Tidak Ada (Mustahil Tidak Wujud).

(Sifat Nafsiah = Tentang Dzat Alloh).



2.Mustahil Tidak dahulu (Mustahil Didahului Tiada).

3.Mustahil Tidak Kekal (Mustahil Binasa).

4.Mustahil Tidak Unik / tidak sama dengan mahluknya (Mustahil Sama dg Baru).

5.Mustahil di-berdiri-kan.

6.Mustahil berbilang-bilang. (Sifat Salbiyah = Diluar Pemikiran Manusia).

7.Mustahil Tidak Kuasa.

8.Mustahil Tidak Tentu.

9.Mustahil Tidak Tahu.

10.Mustahil Tidak Hidup.

11.Mustahil Tidak Dengar.

12.Mustahil Tidak Lihat.

13.Mustahil Tidak Bicara.

(Sifat Ma’ani = Dalam Pemikiran Manusia, tetapi tidak bisa dimaknakan).

14.Mustahil Bukan Yang Kuasa.

15.Mustahil Bukan Yang Tentu.

16.Mustahil Bukan Yang Tahu.

17.Mustahil Bukan Yang Hidup.

18.Mustahil Bukan Yang Dengar.

19.Mustahil Bukan Yang Lihat.

20.Mustahil bukan Yang Bicara. (Sifat Ma’nawiyah = Dalam Pemikiran Manusia, dan bisa dimaknakan).Sifat Alloh yang Ja’iz bagi Alloh = Tidak ada yang memerintah Tidak ada yang melarang.Jadi kalau ditotal = 20 Sifat Wajib + 20 Sifat Mustahil



1 Sifat Ja’iz Sub-totalnya = 41 AQO’IDUL IMAN.Wajib I’tikad bagi manusia bahwa =



1.Mustahil bagi Alloh berkewajiban untuk membuat alam seluruhnya. ………………………………………….. ………………

2.Wajib bagi Alloh tidak mengambil manfaat untuk diri-Nya, atas perbuatan-Nya, dan atas hukum-Nya.

3.Mustahil bagi Alloh mengambil manfaat untuk diri-Nya, atas perbuatan-Nya, dan atas hukum-Nya. ………………………………………….. ……………..

4.Wajib bagi makhluk tidak memberi bekas (atsarun) ……….. dengan kekuatan makhluk sendiri.

5.Mustahil bagi makhluk memberi bekas…………… dengan kekuatan makhluk sendiri. ………………………………………….. ………………

6.Wajib bagi makhluk; merupakan sesuatu yang dahulunya tidak ada.

7.Mustahil bagi makhluk merupakan sesuatu yang dahulunya sudah ada. ………………………………………….. ………………

8.Wajib bagi makhluk tidak memberi bekas……….. dengan tabi’at makhluk sendiri.

9.Mustahil bagi makhluk; memberi bekas……………

dengan tabi’at makhluk sendiri.Jadi,…………

41 Aqo’idul Iman ditambah 9 Wajib I’tikad Bagi Manusia



Totalnya = 50 AQO’IDUL IMANMasuk kedalam LAA ILAAHA ILLALLOOHU & LAFADZ ALLOHU AKBAR ,,,



PENGERTIAN tentang



“Al-Azzaliyyah pada hakikatnya hanyalah al-Abadiyyah (Keabadian), di mana antara keduanya tidak ada pembatas apa pun. Sebagaimana Awwaliyyah (awal) adalah juga Akhiriyyah (akhir) dan akhir adalah juga awal.



Demikian pula lahir dan batin, hanya saja suatu saat Dia menghilangkan Anda dan suatu saat menghadirkan Anda dengan tujuan untuk memperbarui kelezatan dan melihat penghambaan (’ubudiyyah). Sebab orang yang mengetahui-Nya melalui penciptaan makhluk-Nya, ia tidak akan mengetahui-Nya secara langsung. Sebab penciptaan makhluk-Nya berada dalam makna firman-Nya, ‘Kun’ (wujudlah). Sementara mengetahui secara langsung adalah menampakkan kehormatan, dan sama sekali tidak ada kerendahan.”



al-faqir jelaskan Makna dan ucapan an-Nurii, “mengetahui-Nya secara langsung,” ialah langsung dengan yakin dan kesaksian hati nurani akan hakikat-hakikat keimanan tentang hal-hal yang ghaib.



melanjutkan penjelasannya pengertian ANNURI : Makna dari apa yang diisyaratkan tersebut – hanya Alloh Yang Maha tahu bahwa menentukan dengan waktu dan perubahan itu tidak layak bagi Alloh swt.

Maka ketentuan alloh terhadap apa yang telah terjadi sama seperti apa yang bakal terjadi karena janji alloh itu takkan pernah di INGKARI . Pada apa yang telah Dia firmankan sama seperti pada apa yang bakal Dia firmankan.



Sesuatu yang dekat menurut Dia sama seperti yang jauh, begitu sebaliknya, sesuatu yang jauh sama seperti yang dekat. Sedangkan perbedaan hanya akan terjadi bagi makhluk dari sudut penciptaan dan corak dalam masalah dekat dan jauh, benci dan senang (ridho), yang semua itu adalah sifat makhluk, dan bukan salah satu dari Sifat-sifat al-Haq swt. dan hanya Alloh Yang Maha tahu-.



INILAH PUJI QADIM BAGI QADIM

Ma'rifat dan kedekatan Alloh dengan hambanya:

Alloh umpama Kapas

Roh umpama benang

Hamba Umpama Kain



Jadi Terhijabnya hamba dengan alloh seperti

kain tidak mengenal kapas seperti benang tidak mengenal kapas.

pertanyaan apakah ada tempatnya kapas tidak di dalam kain tidak juga diluar kain tidak juga di kanan juga tidak dikiri tidak juga diatas tidak juga dibawah kain tetapi mesra mulai titik BI KAANA FA YAKUUNU KULLU 'AALAMI FII AZALINYA ..sebenar2nya kain adalah melulu kapas.. kain dan benang hanya nama saja... serupa tidak sebanding....



dan disaat mana kita .. menyaksikan alloh disaat didalam kandungan.dan dcisaat ma'rifat dan disaat mau berpulang kerohmatulloh. jelaslah kalau kita tdk mengenal alloh jelaslah dia tidak hadir juga tidak disaat sakarotul maut ? ILLA MAA SYAA ALLOH



Sesuatu tidak di kenal akan mustahil bisa dingat... baik di dunia maupun di akhirat atau di sembah atau penyaksian.. berarti hanya IMAN dalam Sangkaan belakaa tau hayal sedangkan alloh sifatnya adalah HAKIKAT NUR MUHAMMAD sedangkan ADAM asma & af'alNya tidak sekutu bagi asma' af'al sifat serta dzatnya .....



PENYAKSIAN :



SYARI'AT : HAMBA PADA HAMBA



THORIQOH : MAHLUK PADA ALLOH



MA'RIFAT : ALLOH PADA MAHLUK



HAKIKAT : HUA BI HUA ...



WALLOOHU A'LAM WAYARKHAM BISYARRIHI WA KHOIRIHI ,,,, TRIMO KAREPMU GAK TRIMO YO SAK KAREPMU JIK KURANG TRIMO TAK CULEK MATAMU ,,,,,,

ALAM MULKI / DIRI YANG TERLUPAKAN

Dalam tubuh setiap manusia itu terdapat istana-istana ALLOH (ALAM MULKI / istana). Kita harus memahami keberadaan istana-istana tersebut agar kita menjadi manungso sejati (manusia yang sejati). Dimana sajakah istana-istana dari ALLOH yang terdapat dalam tubuh kita? 



Istana dari ALLOH itu ada di tiga tempat dalam tubuh kita.

Ketiga tempat tersebut adalah: 





1. Pertama di Baitul Makmur 



Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU mengatur singgasana dalam Baitul Makmur. Itulah tempat kesenangan-KU. Tempatnya ada di kepala anak Adam. Dalam kepala anak Adam terdapat dimak yaitu otak. Diantara dimak/otak itu terdapat manik. Di dalam manik itu terdapat premana atau pranawa. Di dalam pranawa terdapat sukma. Dalam sukma ada rahsa. Dalam rahsa ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU. 





2. Kedua di Baitul Muharram 



Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU menata singgasana dalam Baitul Muharram. Itulah tempat Kesukaan-KU. Tempatnya ada di dada anak Adam. Dalam dada itu ada hati, yang berada diantara hati itu ada jantung. Dalam jantung ada budi. Dalam Budi ada jinem. Dalam Jinem ada sukma. Dalam sukma ada Rahsa. Dalam Rahsa ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU. 





3. Ketiga di Baitul Muqoddas (rahim / thuruq) 



 Penjelasannya adalah sebagai berikut: AKU mengatur singgasana dalam Baitul Muqoddas. Itulah tempat yang AKU sucikan dan berada pada kemaluan Anak Adam. Dalam kemaluan laki-laki itu ada pelir. Dalam pelir ada nutfah yakni mani, dalam mani ada madi . Dalam madi ada jalal & jamalKu dan di lubang turuq (rahim) ada wadi dan di dalam wadi ada manikem. Dalam manikem terdapat rahsa (kesah) dan didalam kesah ada kamal dan qohharKu . Dalam rahsa itu ada AKU. Tidak ada ALLOH, selain AKU. 



Dengan memahami keberadaan istana-istana itu, setidaknya kita bisa lebih meningkatkan tapa brata dan lelaku guna bisa lebih mendekatkan diri pada ALLOH.

Makhluk semua adalah dinding, dan kamu adalah dinding Alloh Yang Maha Nyata tidak terhalang darimu, DIA terhalang darimu olehmu sendiri, dan kamu terhalang dengan dirimu sendiri, dan kamu terhalang darimu dengan-NYA, maka pisahkanlah dirimu darimu, maka kamu akan menyaksikan-NYA

***Ketika hawa-nafsu dan Dirimu telah TIDUR SELAMANYA (hilang), maka akan terbuka bagimu dari pintu hakikat, kemudian sirna kehendakmu, lalu terbuka bagimu dari (sifat) wahdaniyyah (ketunggalan), maka tampak nyata sesungguhnya DIA itu adalah DIA, bukan dirimu***

***Ketika kamu masuki amal maka dirimu untukmu, dan ketika kamu masuki cinta maka dirimu untuk-NYA***


**HAKIKAT ILMU ADALAH SEGALA PENGETAHUAN YANG MEMBUATMU SEMAKIN DEKAT DENGAN ALLOH SWT, BUKAN PENGETAHUAN YANG MEMBUATMU SOMBONG DAN MERASA BISA**

Jika kamu mendekati-NYA dengan diri-NYA maka DIA akan mendekati dirimu. Dan jika kamu mendekatinya dengan dirimu maka DIA akan menjauh darimu
berhati-hatilah kalo menggenggam m

MENNGKAJI MAKNA TERSEMBUNYI PADA LAFADZ ALLOH

Carilah oleh mu Wasilah yang bisa menenteramkan hati kamu,
 Ingatlah akan Awal & Akhir mu,
 Duduklah dengan Nabi mu disisi Al-Ilahmu dengan Tauhid MUTAJALI Kullih
 memperbanyakkan sholawat atas NUR ahmad karena sekalian  alam adalah  Untuknya
yang duduk dengan nya akan mendapan petunjuk jalan terang.
 Lihatlah akhir  pada para Sahabat nya semua,

 Kemudian kerahkan Aqal mu agar berlaku jujur pada pengertianNya,
 Pastikan hati mu ikhlas di dalam kehendakNya dan ketentuanNya
Bagaimana aku bisa mempersiapkan Al-Akhiroh ku Yaa washilata al-ruh

Kembalikanlah jiwa mu pada Penciptanya dengan istighfar,
karena tatkala itu Dia kan mendekap mu dengan penuh kasih dan sayang,
 Nafikan keberadaan Ad-Dunyamu karena Al-Dunya bukanlah sebab kamu diciptakan,

 Ad-Dunya itu tidak lebih dari satu sandiwara yang penuh kepalsuan belaka…
 tetapi sempurna penciptaannya karena al-dunya menepati hukum yang telah ditentukanNya
dan kesempurnaan sandiwaraNya telah menjebakmu sehingga dirimu lalai jalan kembali merdeka,
 Luruskan hatimu dalam Niat al-ubudiyah serta keluar dari sifat  al-basyariyah yang tak Nyata
 karena di situ lah kamu akan menemukan Al-Akhiroh mu (Alloh) .....

Bukankah kamu sudah mengakui bahwasanya seluruh alam dan semua yang ada pada diriku dirimu
 itu adalah pinjaman semata-mata dari dzat Yang Maha Esa kenapa untuk melepas al-basyariyah sebagai penebus IMAN dirku dan dirimu berat ,,,, apakah ini ajaran jalan yang lurus yang cahayaNya mampu menembus tanpa melalui pintu dan meliputi seluruh ruang dan waktu ....?

 Apakah  kita masih merasa memiliki hati dan aqal  kita ?

 Apakah kita yang merasa menciptakan penglihatan dan pendengaran kita ?

 Apakah kita  yang merasa memiliki kekuatan kedua-dua tangan dan kaki kita ?

 Jika benar kita lah pemiliknya, mengapa kita semua  menjadi buta dan tuli  ?

Mengapa kita menjadi lemah setelah diri kita  itu dimakan lapuknya  usia ?

Hanyalah washilah keIMANan pada SAIYIDINA AHMAD ,,, kita menempati keABADIan

Dalam keBAQO’anNya ,,, ??? marilah cermati dalam AQAL yang selalu bersandar dalam ILMUNYA ...
....................................................................................................................................................


Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil dari pelajaran HIDUP apakah kita selalu sibuk mengurus urusan perut sehingga gak ada waktu kita untuk mengkaji hakikat alloh

Marilah kita bertanya  mengapa begitu banyak nama Alloh di ucapkan dalam al-qur’an & al-furqon ,  (bagi) Dzat yang maha Esa itu apa hikmahnya  bagi kita …?

Alloh, Dzat yang Maha Esa, berpesan:

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaKu “

Maksudnya : Alloh itu namaKu dan Dzatku,?? Antara Nama,af’al ,sifat dan dzatKu tidak akan pernah berpisah , Antara Nama,af’al ,sifat dan dzatKu itu,, ia  satu (esa) dan tidak ada suatu apapun disisiKu.

Alloh Swt telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya sebagai petunjuk untuk seluruh umatNya, kemudian ditambah empat  kitab lagi  untuk para rosul terpilih.

Sehingga jumlah  keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun di dalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qurannul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLOH”. 

Begitu pula dengan kalimah Laa Ilaha Ilalloh, jika ditulis dalam bahasa arab ada dua belas  huruf, dan jika di kurangi  delapan  huruf pada awal kalimah Laa Ilaha Ilalloh, maka akan tertinggal  empat huruf saja, yaitu Alloh.

               
          INSAN KAMIL      


لا          اله          الا          الله  


SYARI’AT                    THORIQOT                                  HAQIQAT                    MA’RIFAT

                          


4 dari ALLOH  :

KHAYUN



  
  ا           ل           ل         ه 







AF’AL                        ASMA                             SIFAT                             DZAT 





4 dari MUHAMMAD :

‘ALIIMUN

           ح           م           د م




SYUHUD                    NUR                              ‘ILMU                    WUJUD



4 DARI ADAM & HAWA :

                                                                        
اَ دَ مٌ                     حوآء

QODIRON

 4-MANIKEM            3-WADI                                   2- MADI                1- MANI

    


 MANUNGSO





Dan sebagai washilahNya tersimpan dalam huruf wawu :
              
MURIDUN 
    
 قهار      كمال       جلال     جمال





 1-BUMI                    2-BANYU                             3- ANGIN                      4- GENI

       


JISIM




1-NAFAS          2- TANAFFAS            3-ANFAS           4-NUFUS




1-QOLAM                   2- AQAL         3- NUR                     4-  RUH



Makna  kalimah ALLOH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun di kurangai  satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung makna dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah di ‘ADA’kan oleh Alloh Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLOH jika di bahasakan Arabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandainya kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu, atau huruf demi hurufnya.

1  -    jika di kurangi  huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa tiga huruf saja dan bunyinya tidak Alloh lagi, tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Alloh, dari Alloh, kepada Allohlah kembalinya segala makhluk.  

2 -  jika di kurangi  huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa dua  huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi, tetapi akan berbunyi Lahu (له) bermakna untuk / bagi  yang haq . Lahu Mafissamawati wal Ardli, artinya Bagi Alloh segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi....

3 -  jika di kurangi  huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa satu huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi, tetapi Hu, Huwal haiyul qoiyuum, artinya dzat Alloh yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya dzat,
Lafadz HU ini lebih sering di sebut dzomir  ... ini yang memperkaya kaidah makna makna yang di sembunyikan di balik marji’Nya (tempat kembali)
membahas tentang dzomir dzomir yang ada dalam al qur’an.

                 Dhomir mempunyai kata yang digantikan yang disebut isim zhohir (yang jelas) marji’ (tempat kembali) nya. Secara garis besar damir dibagi menjadi tiga antara lain:
1.      Orang pertama, menggunakan dhamir mutakallim.
2.      Orang kedua, menggunakan dhamir mukhottob.
3.      Orang ketiga, menggunakan dhamir ghoib.

Marji’ (tempat kembali) untuk dhomir mutakallim dan mukhottob sudah jelas diketahui maksudnya melalui keadaan yang melingkupinya. Sedangkan dhomir ghoib memerlukan ketentuan tersendiri untuk menelaah secara terperinci yang biasa disebut sebelumnya. Syech Ibnu malik dalam kitabnya at tashil mengatakan: “kaidah menetapkan, marji’ (tempat kembali) bagi dhomir goaib harus didahulukan. Marji’ adalah lafadz yang terdekat dengannya kecuali bila ada dalil yang menunjukkan lain”.

a.      Marji`

Dalam kaidah dhomir, dikenal istilah marji’ yakni tempat kembalinya  dhomir yang  di gunakan untuk menggantikan kata kata sebelumnya maupun sesudahnya. Ada beberapa tempat disebutnya marji’  dhomir dalam Al Qur’an antara lain:

1)      Kadang marji’ dhomir disebutkan sesudah dhomir.

فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى

Maka Musa merasa takut dalam hatinya. (QS. Thaha:67)

Marji’ dhomir yakni lafadz musa disebutkan sesudah dhomir (kata gantinya) yakni “hi” pada lafadz “nafsihi”.

2)      Marji’ dari dhomir terkadang tidak dijelaskan secara jelas, tapi difahami dari konteks kalimat.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ۝ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

*  Semua yang ada di bumi itu akan binasa. *  Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.(QS. Al-Rohman:26-27)

Dalam contoh ayat diatas marji’ dari dhomir haa pada lafadz ‘alaihaa tidak di sebutkan dengan jelas, tetapi bisa kita melihat dari konteks ayat tersebut. Maksud lafadz عَلَيْهَا adalah على الارض, jadi dhomir haa marji’nya lafadz  ardhi.

3)      Marji’ terkadang kembali pada makna bukan pada lafadz

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Dan Alloh menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari air mani, Kemudian dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Alloh adalah mudah. (QS. Fathir: 11)

Dhomir haa dalam ayat tersebut tidak kembali kepada muammar sebelumnya, tetapi pada kata muammar yang lain.

4)      Kadang menggunakan dhomir jama’ padahal dhomirnya mutsanna (dua)

وَدَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ إِذْ يَحْكُمَانِ فِي الْحَرْثِ إِذْ نَفَشَتْ فِيهِ غَنَمُ الْقَوْمِ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شَاهِدِينَ
Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan Keputusan mengenai tanaman, Karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan adalah kami menyaksikan Keputusan yang diberikan oleh mereka itu, (QS. Al-Anbiya`: 78)

                Dari ayat di atas, dapat dilihat bahwa Marji’ dhomir hum pada ayat tersebut kembali kepada daud dan sulaiman, menggunakan dhomir jama’ (hum) tapi marji’nya mutsanna (daud dan sulaiman)
Kaidah umum dalam hal ini tetaplah berlaku yakni marji’ suatu dhamir biasanya terletak sebelum dhomir tersebut. Contohnya dalam surat hud ayat 42:

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

  Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir."
Marji’ dhomir hu pada lafadz ibnahu dalam ayat diatas sudah jelas yaitu nuh yang terletak sebelumnya.

Dhomir nya juga bisa menempati lafadz untuk menunjukkan tempat kembali ... misalnya :

Qul Huwalloohu Ahad., artinya dzat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Alloh. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya dzat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLOH, ke bawah tiada berbatas dan ke atas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengurangan-pengurangan di bawah ini:

Ketahui pula,,  jika pada kalimah ALLO H itu kita kurangi  Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (di pangkal dan di akhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas ke atas atau ke bawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri  dua  huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA’ (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Alloh tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafadz dzikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada ahlinya).

Selanjutnya dikurangi Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan dikurangi  huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa  dua  buah huruf di tengahnya, yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafi). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada), jika LAM ALIF itu di sebut huruf nafi (pentiadaan) maka membutuhkan huruf  ILLA (kecuali) yang berarti huruf penetapan karena setiap Nafi mengandung Itsbat, Itsbat mengandung Nafi tidak bisa terpisahkan Nafi dan Itsbat itu....

Selanjutnya jika di kurangi huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam maka di sebut AL-TA’RIF  (pengertian muthlaq) dan kedua huruf itu menunjukkan Dzat Alloh, maksudnya Makrifat  yang sesungguhnya dalam pengertian  yang mendalam, bahwa kalimah Alloh bukan NAKIRoH, kalimah Alloh adalah Makrifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLOH . kemudian jika di kurangi  tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U .A dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada dzat Alloh, begitu pula dengan bunyi I dan U, jika dipahami Ada dzat Alloh dan jika semua bunyi itu (A.I.U.A) Jika di ucapkan Adalah wujud pengakuan alam berarti segala bunyi/suara di dalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasut,malakut & jabarut yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada dzat Alloh. A.I.U.A  : AKU Iki IMAN , IMAN iku URIP ,URIP iku ALLOH, yang menjadi dasar musyahadah para sufi semuanya ....

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLOH, nama dari dzat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada dua puluh delapan  huruf dan 2 huruf yang tersembunyi ...

Dengan demikian  jika kita melihat huruf Alif maka  kita telah melihat dua puluh lapan  huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.
Syuhudul Wahdah Fil Katsrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.
Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu, 
maka yang ada hanya satu saja,  yaitu satu dzat dan dari dzat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Dari ayat- ayat akan tersusun al-furqon di kumpulkan  ke dalam Surotul Fatekhah, dan Surotul Fatekhah itu diringkas  pada lafad  Bismallah, dan lafadz Bismallah itu pun diringkas pada huruf BA’, dan huruf BA di ringkas pada titiknya (Nukthoh). Jika kita lihat dengan teliti maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal titik satu dan terlihat satu padahal titik itu banyak dengan berbeda’’ bentuk untuk tersusun sebuah kalimat yang berfaedah ...

WALLOOHU A’LAM ‘ALA QOULINAA .... BIJAAHI NABIYYINAL MUKHTAR ..AHMAD BILAA MIIM ....
BAROKALLOH FIIKUM ... YAA ROBBAL ‘AALAMIIN ...................

Makloon Jahit Bandung: Solusi Terbaik untuk Bisnis Fashionmu!

 Hello Sobat IDkonveksi! Apakah kamu memiliki bisnis fashion namun kesulitan dalam proses produksi? Apakah kamu membutuhkan bantuan untuk me...