Sabtu, 02 Juni 2012

Download Gratis Software mengetik cepat untuk belajar mengetik

3 Software Mengetik Cepat untuk Belajar Mengetik Seperti Seorang Master  ditulis

Pernahkah anda menemui orang yang bisa mengetik dengan 10 jari, berkecepatan tinggi, dan bahkan bisa mengetik dengan benar walau tanpa melihat keyboard sekalipun? Saya biasa menyebut mereka dengan “The Master of Typing” atau sang ahli mengetik ^^. Anda ingin belajar mengetik 10 jari dengan cepat dan akurat, berikut ini adalah 3 software mengetik gratis yang bisa melatih anda untuk bisa mengetik seperti seorang master :

1. Stamina Typing Tutor
 
Stamina Typing Tutor adalah software belajar mengetik favorit saya. Ketika anda berlatih mengetik menggunakan software ini, maka akan ada teks yang “berjalan” dan anda harus mengetikkan sesuai dengan teks yang muncul tersebut. Jika anda salah mengetik, maka ada sejumlah “ejekan” yang dikeluarkan oleh software ini, seperti: “oye!”, “uh-oh” atau “I’ll be back – khas terminator”. Ejekan ini terkadang membuat hati panas dan ingin mencoba mengetik lagi tanpa melakukan kesalahan.

Stamina Typing Tutor memiliki beberapa pilihan latihan mengetik, yaitu basic, digits, symbols, phrases, dll. Jika anda tidak suka dengan pilihan latihan-latihan tersebut, anda bisa membuat sendiri sesuai keinginan anda dengan memanfaatkan fitur Lesson Editor.

Fitur tambahan lain yang menjadikan Stamina Typing Tutor menjadi software mengetik favorit saya adalah kita bisa menggunakan background gambar dan background musik sesuai yang kita inginkan. Hanya saja saran saya jangan memilih background musik yang bertempo lambat ya..dari pengalaman saya, background musik yang bertempo lambat seringkali membuat saya kurang semangat untuk mengetik cepat ^^

Satu-satunya kekurangan yang saya temukan di Stamina Typing Tutor adalah tidak adanya animasi tangan diatas keyboard seperti yang biasanya saya temukan di software belajar mengetik lainnya. Stamina Typing Tutor cocok untuk digunakan bagi yang sudah memiliki sedikit skill dasar mengetik, minimal sudah mengetahui posisi jari yang digunakan untuk mengetik masing-masing huruf keywoard.

Download Software Mengetik Stamina Typing Tutor disini

http://typingsoft.com/download.htm

Halaman utama Stamina Typing Tutor

http://typingsoft.com/stamina.htm



2. Rapid Typing Tutor


Tidak kalah dengan Stamina Typing Tutor, software ini juga bisa melatih kita untuk bisa mengetik dengan lebih cepat dan akurat. Software ini memiliki tampilan yang berwarna-warni, mungkin tujuannya agar kita bisa memaksimalkan proses latihan mengetik kita. Ya..beberapa kalangan menganggap bahwa ada hubungan antara penggunaan warna dalam meningkatkan memori otak kita saat melakukan sesuatu
.
Rapid Typing Tutor memiliki virtual keyboard yang dilengkapi dengan animasi pergerakan tangan, tracking kecepatan dan keakurasian mengetik, serta fitur yang bisa anda gunakan untuk membuat lesson anda sendiri.

Walaupun fiturnya tergolong lengkap, namun saya tidak menyarankan pemula untuk menggunakan software ini. Yup..Rapid Typing Tutor tidak dilengkapi dengan instruksi bagaiman cara mengetik yang benar, selain hanya dari animasi tangan yang bergerak diatas keyboard. Hal ini membuat Rapid Typing Tutor hanya cocok digunakan bagi anda yang memiliki kemampuan mengetik menengah, yang ingin meningkatkan lagi kemampuan mengetik anda.

Download software mengetik Rapid Typing Tutor disini

http://www.rapidtyping.com/downloads.html

Halaman Utama Rapid Typing Tutor

http://www.rapidtyping.com/

3. Kiran’s Typing Tutor

3 Software Mengetik Cepat untuk Belajar Mengetik Seperti Seorang Master
Inilah software mengetik yang paling cocok digunakan untuk pemula. Kiran’s Typing Tutor memberikan intro yang sangat lengkap tentang bagaimana teknik mengetik yang tepat, kebiasaan yang tepat, serta postur tubuh yang tepat saat mengetik. Semua latihan tersebut bisa bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kita saat berada di depan komputer dan harus menyelesaikan banyak pekerjaan mengetik.
Tidak hanya itu saja, software ini bahkan memberikan berbagai latihan “pemanasan” dan “pelenturan” ssebelum memulai latihan mengetik cepat.
Kiran’s Typing Tutor juga dilengkapi dengan progress report yang menunjukkan seberapa tinggi tingkat akurasi serta kecepatan mengetik yang kita miliki.
Sayangnya aplikasi ini memiliki desain yang masih sangat sederhana. Saya juga masih sering menemukan berbagai masalah seperti layar yang selalu berubah setelah mengetikkan kata, serta error yang muncul ketika kita mengetikkan spasi setelah kata terakhir. Padahal mengetikkan spasi setelah kata terakhir adalah hal yang lumrah saat kita mengetik di dunia nyata.
Hal-hal tersebut membuat Kiran’s Typing Tutor tidak tepat jika digunakan untuk pengguna intermediate. Namun jika anda seorang pemula dalam mengetik cepat, software ini cocok bagi anda.

Download software mengetik Kiran’s Typing Tutor disini

http://www.kiranreddys.com/download/download.php

Halaman Utama Kiran’s Typing Tutor

http://www.kiranreddys.com/products/typing/

                   Manakah software mengetik yang harus saya pilih ??? 


Mungkin ada pertanyaan seperti itu di benak anda saat ini. Jika anda bingung memilih mana software mengetik yang anda pilih, berikut ini saya akan membantu anda untuk menentukannya :

1. Jika anda masih sangat pemula dan ingin mengetahui bagaimana caranya teknik mengetik yang benar dan produktif, maka pilihlah Kiran’s Typing Tutor.

2. Jika anda sudah memiliki sedikit teknik mengetik basic, maka langsung saja berlatih dengan Stamina Typing Tutor.

3. Jika anda memiliki kemampuan mengetik yang menengah (intermediate) dan ingin melatih kecepatan serta keakuratan anda mengetik, silahkan langsung menggunakan Rapid Typing Tutor.

Semoga artikel tentang 3 software mengetik cepat ini bermanfaat bagi anda yang ingin bisa mengetik seperti seorang master! Terlebih lagi, saya berharap informasi ini bisa meningkatkan produktivitas kerja anda. Mengetik email bisa lebih cepat, menyelesaikan dokumen kerja bisa lebih cepat, dan akhirnya anda memiliki waktu luang untuk beristirahat dan bersantai sejenak dengan keluarga :)

Al-Qur’an sebagai Sang Pencakup SegalaNYA ....

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا الأَلْبَابِ(البقرة/269).



"Alloh memberikan HIKMAH kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang diberi HIKMAH, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak" (Al Qur'an, Surah Al Baqoroh, 2:269) Hendaklah engkau membaca al-Qur’an dan merenungkannya dengan penerimaan qolbuMU. Ketika engkau membacanya, perhatikanlah kualitas-kualitas dan sifat-sifat terpuji yang dilekatkan oleh Alloh kepada hamba-hamba-Nya yang Dia cintai. Hendaklah juga engkau engkau bersifat dengan kualitas-kualitas dan sifat-sifat itu. Perhatikan pula kualitas-kualitas dan sifat-sifat yang dicela oleh Alloh dalam al-Qur’an yang dimiliki oleh orang yang Dia benci.



Maka jauhilah kualitas-kualitas dan sifat-sifat itu. Alloh tidak menyebut untuk engkau kualitas-kualitas dan sifat-sifat itu dalam Kitab-Nya dan menurunkannya kecuali agar engkau mengamalkan dengan cara itu. Bila engkau membaca al-Qur’an, jadilah engkau al-Qur’an demi apa yang ada dalam al-Qur’anuntuk membaca (tilāwah) tetapi juga merenungkan (tadabbur) al-Qur’an.



Merenungkan (tadabbur) di sini adalah mempelajari, mengkaji dan melihat secara mendalam dengan qolbu, yang berimplikasi pada transformasi spiritual dalam perjalanan menuju Alloh.



Membaca dan merenungkan al-Qur’an membawa seseorang kepada pengetahuan dan kesadaran tentang kualitas-kualitas dan sifat-sifat terpuji yang harus dia miliki dan kualitas-kualitas dan sifat-sifat tercela yang harus dia jauhi. Kualitas-kualitas dan sifat-sifat terpuji itu adalah kualitas-kualitas dan sifat-sifat Alloh, yang tidak lain adalah identik dengan al-Qur’an.



Karena itu, para ahlillah memberikan wasiat agar kita menjadi al-Qur’an, atau berakhlak dengan al-Qur’an sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw... tidak membatasi apapun dengan aqal indrawi semata ... terjebak pada takwil semata ...



Syeikh Ibn ‘Arabi mewasiatkan agar orang-orang mukmin berusaha dengan sungguh-sungguh memelihara (yang berarti pula menghafal) al-Qur’an dengan amal sebagaimana memeliharanya dengan bacaan.



Syekh ini memperingatkan bahwa tidak ada orang yang lebih pedih siksaannya pada Hari Qiyamat daripada orang yang menghafal satu ayat al-Qur’an kemudian ia melupakannya. Demikian pula orang yang menghafal satu ayat al-Qur’an kemudian ia tidak mengamalkannya.



Maka pada Hari Kiamat ayat itu akan menjadi saksi dan kesedihan atas dirinya.Pesan Rasul Alloh Saiyidina Muhammad saw, yang di ceritakan oleh syekh Ibn ‘Arabi, mengungkapkan keadaan orang yang membaca al-Qur’an dan orang yang tidak membacanya, baik orang mukmin maupun orang munafik. Beliau berkata, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Qur’an adalah seperti buah jeruk sitrun yang baunya harum.” Buah jeruk sitrun itu berarti bacaan dan itu adalah nafas-nafas yang keluar.



Bacaan itu adalah ibarat bau-bau harum yang dikeluarkan oleh napas-napas yang rasanya lezat, yang berarti IMAN. Karena itu, beliau berkata, “Orang yang ridho dengan Alloh sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Saiyidina Muhammad saw sebagai Nabinya, niscaya merasakan lezatnya IMAN.” Maka rasa lezatnya dinisbahkan pada IMAN.



Kemudian beliau berkata, “Perumpamaan orang MUKMIN yang tidak membaca al-Qur’an adalah seperti buah yang lezat rasanya” dalam arti ia adalah MUKMIN yang memiliki IMAN, “tetapi baunya tidak harum dalam arti ia bukan pembaca atau pengikut (tālī) dalam keadaan yang tidak ada pembaca, meskipun ia termasuk penghafal al-Qur’an. Beliau berkata pula, “Perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an adalah seperti kasturi berbau harum,” karena al-Qur’an adalah harum, dan ia tidak lain dari nafas-nafas pembaca ketika waktu dan keadaan membacanya, “tetapi pahit rasanya” karena kemunafikan adalah penutupan batin, sedangkan manisnya iman adalah merasakan lezatnya iman itu.



Kemudian beliau berkata, “Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an adalah seperti ketimun yang pahit rasanya dan tidak harum baunya,” karena ia bukan pembaca al-Qur’an.Atas dasar kajian ini, Syekh Ibn ‘Arabi menyimpulkan bahwa dalam setiap perkataan yang baik (kalām thayyib) ada ridho Alloh SWT.



Bentuk KALAM Alloh dari orang MUKMIN dan orang MUNAFIQ adalah bentuk al-Qur’an dalam perumpaan itu tetapi posisi al-Qur’an tidak tersembunyi. Tidak ada suatu perkataan pun yang membuat dekat kepada Alloh yang menandingi perkataan AllohKutipan yang cukup singkat di atas mengingatkan kita pada doktrin penilaian para sebagian ulama' pada syekh Ibn ‘Arabi tentang wahdat al-wujūd bahwa tidak ada sesuatu pun dalam wujud kecuali AL-ILAH (al-Haqq) yang ada hanya Wujud Yang Esa, yaitu Alloh semata .



Segala sesuatu selain Alloh tidak ada pada dirinya ia ada hanya sebagai penampakan diri (tajallīyah) ALLOH . Alam adalah ekspresi atau manifestasi Alloh ('ainulloh / bayang-bayang) .



Maka ketika seorang hamba membaca al-Qur’an, pada hakikatnya bukanlah ia yang membacanya tetapi Alloh-lah yang membacanya.



Yang menjadi pembaca hakiki al-Qur’an bukalah hamba itu tetapi adalah Alloh. Begitu juga ketika seorang hamba berdzikir pada Alloh, pada hakikatnya bukanlah ia yang berdzikir tetapi Alloh-lah yang berdzikir kepada diri-Nya. Yang menjadi pedzikir hakiki bukanlah hamba itu tetapi adalah Alloh



.ومن عمل لطلب الجزاء فهو نسيان من الفضل والرحمة الله





SELAMAT BELAJAR JANGAN FAHAMI AL-QUR'AN HANYA SEBATAS TAFSIRNYA SEMATA (sebatas TENGGOROKAN / hanya sebatas yang kalian tau) karena masih banyak makna-makna yang belum tersirat ... agar dirimu menjadi KENYATAAN AYAT - AYAT ALLOH SWT .............

TAFSIR AYAT YANG TERSEMBUNYI DIBALIK SURAT AL-IMRON AYAT 103




وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu, karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." – (QS.3:103)

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا  : berpeganglah kamu sekalian dengan tali alloh ... yang di maksud tali di sini mempunyai makna yang tersembunyi ...

1 : tali agama  yaitu tali ukhuwah islamiyah yang di ikat dengan SYAHADATAIN
   Di antara perkara yang sering merusak ukhuwah Islamiyah ialah adanya sikap dari sebagian kita yang tak mau memaklumi bila saudaranya berbuat salah atau keliru. Padahal kesalahan yang dilakukan oleh seseorang itu bisa jadi karena lupa, salah paham, bodoh, karena belum tahu ilmunya atau karena terpaksa sehingga berbuat demikian.

 Sikap pukul rata (gebyah uyah) ini banyak terjadi di kalangan kaum muslimin, bahkan juga di kalangan Ahlus Sunnah. Ketika ada orang yang berbuat salah, bukannya dinasihati atau diingatkan, malah dihadapi dengan sikap permusuhan. Terkadang digelari sebutan-sebutan yang jelek atau malah ia dijauhkan dari kaum muslimin.

 Sikap yang lebih ekstrim dlm masalah ini adalah apa yang ditunjukkan kelompok Khawarij ,mujasimah & musyabbihah. Mereka lebih tak bisa melihat saudaranya yang berbuat kesalahan. Orang yang terjatuh dlm perbuatan dosa, dlm pandangan mereka, telah terjatuh dlm kekafiran hingga halal darah & hartanya bahkan istri dan anaknya halal sbgai budak / tawanan perang

 Kondisi ini tentu akan bermuara pada pecahnya ukhuwah di kalangan umat Islam dan menjadikan kembali islam pada masa JAHILIYAH . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Tidak boleh mengkafirkan seorang muslim dgn sebab sebuah dosa atau kesalahan yang ia kerjakan, selama ia masih menjadi ahlul qiblat (masih shalat). Seperti dlm masalah-masalah yang masih diperselisihkan kaum muslimin di mana mereka berpendapat dgn suatu pendapat yang kita anggap salah, maka tak bisa kita mengkafirkannya. Karena Allohmemberi udzur kepada mereka. Alloh berfirman:

 آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Rabb mereka, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, & rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya’, & mereka mengatakan: ‘Kami dengar & kami taat’. (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Rabb kami & kepada Engkaulah tempat kembali’.” Allah tak membebani seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya & ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami; ampunilah kami; & rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir’.”  (Al-Baqarah: 285)
Disebutkan dlm riwayat yang shahih (HR. Muslim dari Abu Hurairah dlm Shahih beliau) bahwa Allah telah mengabulkan doa para nabi & doa orang-orang beriman ini. Sehingga diangkatlah pena dari orang-orang yang berbuat kesalahan karena lupa atau karena ia tak mengerti ilmunya. Juga bagi orang yang tak sanggup memikul suatu beban.”

 Orang-orang Khawarij tak mau membedakan hal-hal tersebut. Menurut mereka, barangsiapa berbuat dosa maka dia menentang Al-Qur`an. Barangsiapa menentang Al-Qur`an berarti menentang Allah l & barangsiapa menentang Allah l berarti dia kafir. Mereka menyamakan semua perbuatan salah & menganggapnya sebagai kekafiran.
 Syaikhul Islam melanjutkan: “Khawarij yang telah salah dlm hukum ini oleh Rasulullah diperintahkan utk diperangi.
 Rasulullah n bersabda:

 لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ قَتَلْتُهُمْ قَتْلَ عَادٍ

 “Sungguh jika aku sempat menjumpai mereka, aku akan perangi mereka, aku akan tumpas layaknya kaum Aad.” (Muttafaqun alaihi)
 Allah l juga memerintahkan utk memerangi mereka. Allah  berfirman:

 وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ

 “Kalau ada dua kelompok kaum mukminin berperang maka damaikanlah keduanya. Kalau salah satunya memberontak, maka perangilah mereka sampai mereka kembali kepada Allah.”
 (Al-Hujurat:9)
 Ketika Ali bin Abi Thalib Ra  benar-benar menjumpai orang-orang Khawarij, maka beliau bersama para sahabat pun memerangi mereka. Begitupun seluruh imam baik dari generasi sahabat, tabi’in, atau setelah mereka sepakat bahwa Khawarij itu harus diperangi. Namun Ali bin Abi Thalib z tak mengkafirkan mereka.
Begitu pula sahabat yang lain seperti Sa’d bin Abi Waqqash z & lainnya, mereka juga memerangi orang-orang Khawarij. Namun mereka tetap menganggap Khawarij itu sebagai kaum muslimin. Sehingga cara memeranginya pun berbeda dgn memerangi orang kafir. Bila orang kafir diperangi maka hartanya menjadi ghanimah, wanita & anak-anak mereka menjadi tawanan. Sedangkan memerangi Khawarij tak demikian. Mereka hanya diperangi sampai mereka mau kembali ke jalan Alloh  & kembali taat kepada penguasanya.
 Ali bin Abi Thalib Ra memerangi Khawarij setelah terbukti mereka menumpahkan darah & merampas harta kaum muslimin dgn dzolim. Ali bin Abi Thalib Ra berkata: “Demi Alloh, aku akan perangi mereka sampai tak tidak tersisa 10 orang pun di antara mereka.”

 Ketika para sahabat menyebut mereka sebagai kafir, maka Ali Ra berkata:

 لاَ، مِنَ الْكُفْرِ فَرُّوْا

“Tidak. Mereka justru lari dari kekufuran.”

 Sikap orang-orang Khawarij yang demikian yakni khawatir terjatuh pada kekafiran inilah yang menyebabkan mereka memiliki sikap ekstrim dlm melihat perbuatan dosa.  Apa akibatnya? Terjadilah perpecahan & pertumpahan darah di tengah-tengah  kaum muslimin.
 Kesesatan Khawarij yang telah jelas diterangkan oleh nash & disepakati kaum muslimin –bahkan membuat mereka boleh diperangi– tak menyebabkan mereka boleh utk dikafirkan. Apalagi beragam kelompok lain yang bermunculan pada masa ini, di mana mereka dihinggapi berbagai kekeliruan & kebodohan, maka mereka tak bisa utk dikatakan sebagai kafir. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang bodoh yang tak tahu tentang apa yang diperselisihkan.”

 Inilah perbedaan antara Khawarij dgn Ahlus Sunnah. Khawarij menganggap kafir kaum muslimin, & khususnya Ahlus Sunnah, karena dianggap sebagai kelompok yang pro thaghut (pro pemerintah). Namun demikian kita tetap tak mengkafirkan mereka. Inilah bijaknya Ahlus Sunnah. Mereka berjalan dgn ilmu, bukan dgn emosi. Mereka mengetahui bahwa hukum asal darah kaum muslimin adalah terjaga. Begitu pula dgn kehormatan & harta kaum muslimin, semuanya terjaga
Rosululloh Muhammad SAW  menyatakan dlm hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari & Muslim saat Haji Wada, beliau n berkata:

 فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا إلَى يَوْمِ تَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ

“Sungguh darah, harta, & kehormatan kalian adalah suci seperti sucinya hari ini (hari Arafah), seperti sucinya bulan ini (bulan Dzulhijjah) & seperti sucinya negeri ini (Makkah), hingga hari kalian bertemu Rabb kalian.” (Muttafaqun ‘alaih)

 Karena itu kita jangan sampai terjerumus ke dlm kesalahan yang sama dgn Khawarij. Yaitu tak membedakan antara orang yang salah karena lupa, tak tahu atau terpaksa, dgn para penentang Sunnah. Hingga akhirnya kita menyamaratakan & menyikapi mereka dgn sikap yang sama, yaitu memusuhi & menjatuhkan kehormatannya.

 Kita harus menjaga agar darah kaum muslimin tak tertumpah dgn cara yang dzalim, begitu pula dgn harta & kehormatan mereka. Karena darah, harta, & kehormatan kaum muslimin adalah suci sebagaimana sucinya Hari Arafah, sucinya Kota Mekkah, & bulan Dzulhijjah. Kita harus menjaga kemuliaan darah, harta, & kehormatan kaum muslimin sebagaimana kita menjaga kemuliaan hari Arafah, Kota Makkah, & bulan Dzulhijjah.

Yang tak kalah penting utk diperhatikan adalah masalah harta. Seluruh kaum muslimin harus saling menjaga harta saudaranya. Jangan sampai kita merampas harta orang lain secara dzalim, jangan menipu, atau berhutang dgn niat utk tak membayar. Semua perbuatan ini juga terlarang sebagaimana terlarangnya menumpahkan darah kaum muslimin.

 Sungguh merupakan kejadian yang benar-benar memalukan jika ada seorang yang mengaku Ahlus Sunnah memakan harta saudaranya dgn cara yang dzalim dlm masalah perdagangan atau hutang piutang hingga terjadi permusuhan di antara mereka. Terjadi saling boikot, saling tahdzir, saling mencela, & sebagainya hanya karena semata-mata masalah uang. Masalah ini bisa menjadi besar & berbahaya, yang semuanya berawal hanya karena tak dijaganya harta sesama muslim.

 Untuk urusan menumpahkan darah sesama muslim, barangkali Khawarij yang paling ahli. Namun utk urusan memakan harta sesama muslim dgn cara yang dzalim, melanggar kehormatan saudaranya yang mestinya jangan sampai dilanggar, ternyata terjadi juga di kalangan orang-orang yang mengaku Ahlus Sunnah.
 Karena itu saya wasiatkan kepada kita semua & kaum muslimin, takutlah kepada Allah l. Kita bicara tentang Khawarij, bahwa mereka itu kelompok sesat yang telah melanggar hadits Rasulullah n tentang larangan menumpahkan darah sesama muslim dgn cara yang dzalim, sementara di saat yang sama kita pun melanggar hadits tersebut pada sisi yang lain.

 Perbuatan mengambil harta sesama muslim dgn cara yang batil atau melanggar kehormatannya, merupakan dua keharaman yang memiliki kedudukan sama sebagaimana larangan menumpahkan darah seorang muslim dgn cara yang batil. Karena tiga masalah ini disebutkan oleh Rasululloh SAW
================================================================================
Saya teringat waktu kecil ketika sedang ikut sholat berjamaah di masjid di kampung saya. Setiap imam sampai pada ucapan “wa ladh-dhallin …” teman-teman sebaya saya sering memanjangkan bahkan membelok-belokkan ucapan “amiiiiiin …”. Meskipun para jamaah sudah selesai teman-teman itu masih juga melanjutkan “iiiin….”. Sehingga setiap saya ikut shalat berjamaah di masjid itu, sejak takbiratul ihram saya mesti sibuk memperhatikan teman saya kanan kiri dan depan belakang dan berpikir bahwa teman-teman saya itu nanti shalat main-main, ribut, atau mengganggu orang lain shalat. Saya benar-benar jengkel, maka untuk hari-hari berikutnya saya sejak awal sudah siap-siap jika teman-teman saya itu nanti main-main dalam shalat. Saya benar-benar jengkel, di samping ada teman yang main-main, ribut, lari sana sini, bahkan ada yang sengaja batuk-batuk padahal sebenarnya tidak batuk hanya disengaja, entah mengapa. Langsung saya berjalan, keluar dari barisan (shaf) saya dan mendekati teman yang batuk-batuk tadi.
Sambil saya menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuk, “He ! Sholat itu kata pak guru tidak boleh main-main seperti itu, batal!
Seperti saya ini, sholat yang benar, tidak ganggu orang, dan khusuk!
” kata saya sambil kembali ke tempat saya sholat semula.

Ternyata setelah saya dewasa dan tua ini, terutama di zaman sekarang ini, pengalaman saya waktu kecil itu menjadikan saya tersenyum dan malu sendiri. Lebih-lebih setelah saya ingat  kiyai saya pernah mengutip ayat Al-Qur’an :

 وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلا تُبْصِرُونَ

“Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat, 51 : 21)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, menurut Qatadah ayat itu mengandung maksud berpikir, merenungkan, akan diri sendiri; mengetaui bahwa diciptakannya komponen-komponen diri manusia itu untuk mengabdi (beribadah) kepada Penciptanya.

 Al-Mawardi dalam Tafsirnya lebih detail menjelaskan ada lima interpretasi dalam ayat itu. Pertama, memperhatikan sabilul-ghaith wal-baul (jalan untuk buang air besar dan kecil) (pendapat Ibnu Zubair dan Mujahid). Kedua, memperhatikan harmonisasi kerja kedua tangan, kedua kaki, dan anggauta tubuh lainnya merupakan bukti bahwa kamu sekalian diciptakan oleh Yang Maha Pencipta untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya (pendapat Qatadah). Ketiga, memperhatikan kamu sekalian asalnya diciptakan dari tanah, kemudian menjadi manusia yang tersebar di seluruh muka bumi (pendapat Ibnu Zaid). Keempat,

memperhatikan hidup dan mati kamu sekalian dan bagaimana makanan masuk dan keluar dari diri kamu sekalian (pendapat As-Sadi). Kelima, memperhatikan keadaan kamu sekalian ketika kondisi tua sesudah muda, kondisi lemah sesudah kuat, dan kondisi rambut beruban sebelumnya hitam (pendapat Al-Hasan).

Dalam Tafsir Al-Wasith, di jelaskan ayat Al-Qur’an itu mengandung maksud, bahwa pada diri dan penciptaan kamu sekalian, apakah tidak kamu perhatikan ? –yaitu perhatian, pemikiran, dan ibrah (pelajaran)- karena sesungguhnya asalnya kamu diciptakan dari saripati tanah, menjadi sperma, menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging, lalu menjadi makhluk dengan bentuk spesifik. Kemudian dalam penjagaan dan perlindungan dalam kandungan ibu kamu, dalam perkembangan kamu fase demi fase, dalam perbedaan bahasa dan warna kulit kamu, dalam berbagai susunan halus yang menakjubkan untuk tubuh dan anggota badan kamu, lalu dalam perbedaan potensi daya pikir, pemahaman, dan keluasan kamu. Pada semua itu dan yang lainnya merupakan ibrah (pelajaran) bagi orang yang mau mengambil pelajaran hidup.

Benar, sebenarnya saya sendiri belum memperhatikan diri sendiri meskipun dalam hal yang paling sederhana, lebih-lebih terhadap hal-hal yang rumit yang bersifat fisik-material, belum lagi yang bersifat nonfisik-material. Paling mudah adalah melihat orang lain, terutama wajahnya. Dia cemberut, sedih, gembira. Dia … dan seterusnya, pokoknya mudah melihat orang lain. Wajah diri sendiri bagaimana ? Saya juga suka mentertawakan orang lain, padahal bersamaan itu pula orang yang saya tertawakan itu tertawa juga karena saya tertawa.

Seorang santri atau siswa madrasah setingkat ibtida’iyah (SD) kadang-kadang mengingatkan saya untuk segera sadar dan mau serta berani memperhatikan diri sendiri dengan melantunkan nazham (semacam syair) dari kitab Al-Jauharatu fit-Taukhid (Imam Burhanuddin Ibrahim) :
“Fanzhur ila nafsika tsumman-taqili … lil-‘alamil-‘ulwiyyi tsummas-sufli”
(Perhatikan pada dirimu sendiri, lalu lanjutkan pada alam yang tinggi dan yang bawah), “Tajid bihi shun’an badi’al-hikami … lakin bihi qooma daliilul-‘adami”(Maka akan kamu temukan dengan perhatian itu ciptaan Tuhan yang indah menakjubkan dan penuh kebijaksanaan, dengan perhatian itupun ditemukan bukti adanya makhluk ciptaan yang bersifat sesaat).

Orang banyak tahu

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

  "Bagi manusia ada malaikat-malaikat, yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan, yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra’du, 13 : 11).

 Namun, mengapa banyak orang juga merasa kehidupan ini tidak berubah juga. Ya, mungkin seperti saya ini diri sendiri belum mau berubah. Saya sendiri setelah saya memperhatikan diri sendiri ternyata banyak salah dan dosa, namun selama ini justru suka dan mudah melihat salah dan dosa orang lain. Padahal banyak yang tahu 

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu (untuk melakukan perbaikan) ….” (QS. Ali Imran, 3 : 133). 

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Lalu “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri ….” (QS. Al-Baqarah, 2 : 44).

Siapa yang perlu memulainya lebih dahulu? Saya teringat seorang  kiyai berceramah,
 “Mulailah dari dirimu sendiri, lalu orang-orang terdekat.” (HR. Nasa’i).
Dan “Apabila Allah memberi salah seorang kamu (kesempatan berbuat) kebaikan, mulailah dari dirinya sendiri dan keluarganya.” (HR. Muslim). Maka jawabnya, diri saya sendiri yang memulai lebih dahulu.

Semoga saya bersegera, sekarang juga, memulai mau dan berani memperhatikan diri sendiri, tidak seperti waktu kecil suka dan mudah menyalahkan orang lain padahal tanpa saya sadari saya sendiri di saat itu pula melakukan kesalahan yang sama. Saya cari kekurangan, kesalahan dan dosa diri sendiri untuk perubahan dan perbaikan dalam menyongsong kehidupan mendatang yang lebih baik dari sekarang. Bukankah secara jelas,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr : 18)


2 : tali hidup yaitu  nafas ,nufus anfus ,tanaffas  & anfas
Dalam kitab bayan Tauhid di sebutkan ;


واما جسر الحى (حبل) وهو اربعة احدها نفس وهو داخل فقدط وهو حمد الروح الذي حمدا لا ينقطع اصلا
وثانيها تنفس وهو الخارج فقط هو نظر الروح
وثالثها انفاس وهو لا سكن ولا يتحرك  هو عروفية الروح 
ورابعها نُفُسٌ وهو لا مخرج ولا مدخل هو قدرية الروح

Adapun talinya hidup (persambungan antara mahluk & alloh) itu ada 4 :
 1 : nafas  yaitu hawa yang masuk melalui penciuman saja dan nafas itu menjadi PAMUJI nya RUH yang benar-benar mengagungkan pada dzaatu al-khaiyi tidak terputus sama sekali
2- tanaffas : hawa yang keluar melalui penciuman saja dan itu menjadi penglihatannya (bashiroh) Ruh
3 : Anfaas : hawa yang  tidak diam dan tidak bergerak  dan itu menjadi pengertiannya Ruh
4 : Nufus : hawa yang  tidak keluar dan tidak masuk dan itu menjadi kekuasaannya Ruh

SELEBIHNYA MARILAH KITA KAJI KEMBALI APA YANG MENJADI PESAN’’ ROSULULLOH DARI MAKNA YANG TERSURAT SERTA MAKNA YANG TERSIRAT ... INILAH KENAPA ULAMA’ SUFI SELALU MENGANJURKAN UNTUK SESEGERA MENGENAL DIRI AGAR MENGENAL ILAHI ....

PENGERTIAN TENTANG MENGERTI AKAN DIRI MENURUT PANDANGAN IMAM AL-GHOZALI Ra

“Tahu Diri”. Apa yang dimaksud dengan “Tahu diri”? Bagaimana cara agar kita tahu diri ? Jawabannya dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab beliau yang sedang penulis jadikan bahan pengajian ini.

Tahu Diri

Imam Al-Ghazali mengatakan :

اعلم أن مفتاح معرفة الله تعالى هو معرفة النفس، كما قال سبحانه وتعالى: (سَنُريهِم آياتِنا في الآفاقِ وَفي أَنفُسِهِم حَتّى يَتَبَيَّنَ لَهُم أَنَّهُ الحَقُّ).

“Ketahuilah bahwasanya kunci pengetahuan (ma’rifah) kepada Allah Ta’ala adalah pengetahuan (ma’rifah) tentang diri sebagaimana yang firman Allah swt : ‘Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar’ “ (QS. Fushshilat, 41 : 53)

Kemudian beliau mengutip suatu ungkapan yang cukup popular di kalangan ulama terutama di kalangan shufi :

من عرف نفسه فقد عرف ربه.

“Siapa yang tahu akan dirinya sendiri sungguh ia tahu akan Tuhannya”.

Terlepas perdebatan ulama tentang ungkapan tersebut hadits atau bukan yang penting dalam konteks pengajian ini adalah memahami maksudnya bukan secara harfiah. Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitabnya Hulyatu al-Auliya’ jauh-jauh hari telah menjelaskan :

وسئل سهل عن قوله: من عرف نفسه فقد عرف ربه. قال: من عرف نفسه لربه عرف ربه لنفسه. (حلية الأولياء – ج 4 / ص 350)

“Sahal pernah ditanya tentang ungkapannya :’Siapa yang tahu akan dirinya sendiri sungguh ia tahu akan Tuhannya.’ Jawabnya, ’Siapa yang tahu akan dirinya sendiri untuk Tuhannya, maka Tuhannya tahu untuk diri orang itu sendiri’ “.

Selanjutnya Imam Al-Ghazali mengatakan :

وليس شيء أقرب إليك من نفسك، فإذا لم تعرف نفسك، فكيف تعرف ربك؟ فإن قلت: إني أعرف نفسي! فإنما تعرف الجسم الظاهر، الذي هو اليد والرجل والرأس والجثة، ولا تعرف ما في باطنك من الأمر الذي به إذا غضبت طلبت الخصومة، وإذا اشتهيت طلبت النكاح، وإذا جعت طلبت الأكل، وإذا عطشت طلبت الشرب. والدواب تشاركك في هذه الأمور.

“Tidak ada sesuatu yang lebih dekat kepada anda daripada diri anda sendiri. Jika anda tidak tahu akan diri anda sendiri, bagaimana anda bisa tahu tentang Tuhan anda. Jika anda berkata, ‘Saya tahu diri saya’, berarti yang anda ketahui fisik luar tubuh anda, yakni tangan, kaki, kepala dan anggauta-anggauta badan lainnya. Namun anda tidak tahu anggauta-anggauta tubuh yang ada di dalam perut anda. Anda hanyalah sekedar jika marah marah-marah kepada seseorang, untuk memenuhi syahwat anda kawin, jika lapar anda makan, jika haus anda minum. Jika demikian samalah anda dengan binatang?”

فالواجب عليك أن تعرف نفسك بالحقيقة؛ حتى تدرك أي شيء أنت، ومن أين جئت إلى هذا المكان، ولأي شيء خلقت، وبأي شيء سعادتك، وبأي شيء شقاؤك.

“Anda perlu tahu akan diri anda sendiri yang sejatinya (tidak sekedar hanya tahu fisik luar anda), sehingga anda mengenal siapa anda, dari mana anda datang sampai di tempat (dunia) ini, untuk apa anda diciptakan, serta di manakah letak kebahagiaan anda dan kesedihan anda yang sejatinya ?”

وقد جمعت في باطنك صفات: منها صفات البهائم، ومنها صفات السباع، ومنها صفات الشياطين، ومنها صفات الملائكة، فالروح حقيقة جوهرك وغيرها غريب منك، وعارية عندك.

“Sungguh dalam diri anda terdapat sifat-sifat : sebagian sifat-sifat binatang, sebagian yang lain sifat-sifat setan dan selebihnya sifat-sifat malaikat. Sedangkan ruh merupakan esensi yang hakiki diri anda sebagai sesuatu yang asing serta sebagai pinjaman bagi anda.”

فالواجب عليك أن تعرف هذا، وتعرف أن لكل واحد من هؤلاء غذاء وسعادة. فإن سعادة البهائم في الأكل، والشرب، والنوم، والنكاح، فإن كنت منهم فاجتهد في أعمال الجوف والفرج.

“Untuk itu anda perlu tahu akan hal ini. Anda ketahui bahwa masing-masing dari semua itu terdapat makanan dan kebahagiaan. Kebahagiaan binatang terletak pada makan, minum, tidur, dan kawin. Jika anda seperti itu kerja keraslah untuk memenuhi nafsu kerongkongan dan alat kelamin.”

وسعادة السباع في الضرب، والفتك. وسعادة الشياطين في المكر، والشر، والحيل. فإن كنت منهم فاشتغل باشتغالهم. وسعادة الملائكة في مشاهدة جمال الحضرة الربوبية، وليس للغضب والشهوة إليهم طريق. فإن كنت من جوهر الملائكة، فاجتهد في معرفة أصلك؛ حتى تعرف الطريق إلى الحضرة الإلهية، وتبلغ إلى مشاهدة الجلال والجمال، وتخلص نفسك من قيد الشهوة والغضب،

“Kebahagiaan binatang buas terletak pada penerkaman dan pemangsaan. Kebahagiaan setan terletak pada trik, kelicikan, dan kejahatan. Jika anda seperti itu sibukkanlah diri anda seperti kesibukannya. Kebahagiaan malaikat untuk menyaksikan keindahan Ketuhanan yang kekal, dan bagi mereka terbebas dari suatu amarah dan nafsu. Jika yang dominan pada diri anda adalah esensi malaikat, cobalah bersungguh-sungguh untuk mengetahui asal usul diri anda, sehingga anda mengetahui cara untuk menuju ke hadirat Ilahi, terbimbing menuju kesaksian kemuliaan dan keindahan-Nya, membersihkan diri anda dari perangkap nafsu syahwat dan amarah.”

وتعلم أن هذه الصفات لأي شيء ركبت فيك؛ فما خلقها الله تعالى لتكون أسيرها، ولكن خلقها حتى تكون أسرك، وتسخرها للسفر الذي قدامك، وتجعل إحداها مركبك، والأخرى سلاحك؛ حتى تصيد بها سعادتك. فإذا بلغت غرضك فقاوم بها تحت قدميك، وارجع إلى مكان سعادتك.

“Anda pun perlu tahu dari sifat-sifat yang mana yang ada pada diri anda, mestikah apa yang diciptakan oleh Allah Ta’ala menjadi perangkap dan anda pun terperangkap olehnya, ataukah anda yang mesti menundukkannya untuk suatu perjalanan sehingga yang satu menjadi kendaraan dan yang lainnya sebagai senjata, sehingga anda menemukan kebahagiaan anda. Jika anda telah sampai pada tujuan anda maka anda berdiri tegar dan kembalilah pada tempat kebahagiaan anda.”

Demikian penjelasan Imam Al-Ghazali, bahwa kunci pengetahuan kepada Allah adalah pengetahuan akan diri sendiri (tahu diri). Tahu diri bukanlah tahu anggauta tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, dan sebagainya, karena semua ini hanyalah bagian diri yang berbentuk fisik (jasad).

Manusia perlu tahu akan diri sendiri yang sejatinya, sehingga mengenal siapa diri ini, dari mana datang sampai di dunia ini, untuk apa diciptakan, serta di manakah letak kebahagiaan yang sejatinya. Kemudian, dalam diri manusia terdapat tiga anasir sifat : sifat binatang, sifat setan, dan sifat malaikat. Di samping itu ada ruh sebagai pinjaman yang manusia tidak tahu apa sejatinya ruh itu.

Jika kebahagian hanyalah makan, minum, tidur, dan memenuhi kebutuhan nafsu syahwat berarti samalah dengan binatang. Jika kebahagiaan hanyalah kelihaian melakukan trik-trik, kelicikan, dan kejahatan berarti samalah dengan setan. Sedang mencapai kesaksian (musyahadah) keindahan Ilahiah merupakan kebahagiaan malaikat.

Manusia bukanlah malaikat yang terbebas dari suatu amarah dan nafsu. Namun manusia dapat bersungguh-sungguh untuk tidak terperangkap oleh amarah dan nafsu itu dengan mengetahui asal usul diri manusia sendiri, sehingga mengetahui cara untuk menuju ke hadirat Ilahi, terbimbing menuju kesaksian kemuliaan dan keindahan-Nya, membersihkan diri dari perangkap nafsu syahwat dan amarah.

Bagaimana cara agar tahu diri ?

Jawaban pertanyaan ini terdapat dalam penjelasan Imam Al-Ghazali selanjutnya :

إذا شئت أن تعرف نفسك، فاعلم أنك من شيئين: الأول: هذا القلب، والثاني: يسمى النفس والروح. والنفس هو القلب الذي تعرفه بعين الباطن، وحقيقتك الباطن؛ لأن الجسد أول وهو الآخر، والنفس آخر وهو الأول. ويسمى قلباً. وليس القلب هذه القطعة اللحمية التي في الصدر من الجانب الأيسر؛ لأنه يكون في الدواب والموتى. وكل شيء تبصره بعين الظاهر فهو من هذا العالم الذي يسمى عالم الشهادة.

“Apabila anda menghendaki agar tahu diri anda, sadarilah bahwa diri anda –di samping terdiri dari bentuk fisik (jasad) juga- terdiri dari dua anasir. Pertama, qalbu (hati). Kedua, apa yang disebut dengan jiwa atau ruh. Jiwa atau ruh adalah hati yang dapat diindera dengan mata batin dan diri anda yang hakiki adalah batin, karena fisik (jasad) adalah yang awal dan ia sebagai yang akhir. Sedangkan jiwa atau ruh adalah yang akhir namun ia sebagai yang awal, dan disebutlah dengan qalbu. Namun qalbu ini bukanlah sepotong daging yang ada di dalam sisi kiri dada, karena qalbu yang seperti ini ada pada binatang dan mati. Setiap sesuatu yang dapat diindera dengan kasat mata adalah termasuk alam yang disebut dengan alam nyata (alam syahadah)”

وأما حقيقة القلب، فليس من هذا العالم، لكنه من عالم الغيب؛ فهو في هذا العالم غريب، وتلك القطعة اللحمية مركبة، وكل أعضاء الجسد عساكره وهو الملك، ومعرفة الله ومشاهدة جمال الحضرة صفاته، والتكليف عليه، والخطاب معه، وله الثواب، وعليه العقاب، والسعادة والشقاء تلحقانه، والروح الحيواني في كل شيء تبعه ومعه.

Sejatinya qalbu itu bukanlah termasuk alam nyata ini, namun ia termasuk alam ghaib di luar alam nyata ini, dan yang berbentuk susunan daging. Setiap anggauta jasad adalah polisinya, sedang qalbu yang sejati sebagai raja. Lalu ma’rifatullah dan musyahadah keindahan dan keagungan sifat-Nya, tugas kewajiban yang dititahkan-Nya, pahala dan siksa, kebahagiaan dan kesedihan sebagai akibat akhirnya. Sedangkan ruh hewani dalam segala hal adalah pengikut dan pelengkap belaka.

ومعرفة حقيقته، ومعرفة صفاته، مفتاح معرفة الله سبحانه وتعال؛ فعليك بالمجاهدة حتى تعرفه؛ لأنه جوهر عزيز من جنس جوهر الملائكة، وأصل معدنه من الحضرة الإلهية، من ذلك المكان جاء، وإلى ذلك المكان يعود.

Ma’rifat terhadap hakikat qalbu dan sifatnya merupakan kunci ma’rifat kepada Allah swt. Maka engkau dituntut untuk bermujahadah (jihad) hingga mengenal-Nya, karena qalbu merupakan jenis anasir malaikah yang berasal dari keagungan dan kemuliaan Ilahiah, dari sanalah datangnya da ke sana pula kembalinya.

Kesimpulan

1-Kunci kebahagiaan hidup adalah ma’rifatullah dan kunci ma’rifatullah adalah ma’rifatun nafsi.
2--Manusia terdiri dari anasir jasad dan jiwa/ruh (qalbiah) yang harus bermujahadah menuju musyahadah ke hadirat Allah swt.
3-Mujahadah dan musyahadah inilah yang membedakan manusia dengan binatang.

Jumat, 01 Juni 2012

Risalah Fi Ilmi Al-Tauhid Waa Adaabiha ‘Inda Ahli Al-Tasawuf



بسم الله الرحمن الرحيم



Segala Puji dan Keagungan senantiasa kita curahkan kepada Dzat yang telah berfirman di dalam kitabnya Al - Qur’an yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan, ialah Dzat yang paling benar Qoulnya.

هو الذى ارسل رسوله بالهدى ودين الحقّ ليظهره على الدين كله ولوكره المشركون .


“Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq, agar dimenangkannya terhadap semua agama, sekalipun orang-orang musyrik membencinya”
Rahmad ta’dzim dan keselamatan mudah-mudahan tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita, nabi yang menjanjikan syafa’at-nya kepada kita, Rasul yang menjadi wasilah kita untuk menuju Tuhan, ialah Nabi Muhammad Saw yang telah bersabda :

إنّ اصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمّد وشرالامور محد ثاتها. وكل محدثة بدعة, وكل بدعة ضلالة, وكل ضلالة فى النار.


“Sungguh sebenar-benarnya hadits / ucapan adalah kitabullah “Al-Qur’an”. Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad Saw, dan seburuk-buruknya perkara adalah perkara baru yang tidak berdasar agama


Segala puji bagi Allah, “Al – Hamdulillah” sebagai sebuah ungkapan rasa syukur atas segala anugerah – Nya, Rahmat ta’dzim dan keselamatan mudah-mudahan terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarganya


Nafsu itu di zaman modern ini dikenal dengan sebutan atom, sosok benda yang tidak dapat diketahui lewat panca indra (penglihatan, penciuman,pendengaran, pengraba dan perasa). Nafsu itu dzarroh, dan darroh itu barang yang sangat kecil yang berada di punggung laki-laki. Di waktu nafsu di alam ruh, dia di baiat sebuah perjanjian, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Mereka menyaksikan hal itu, bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Allah berfirman:


وإذ أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على أنفسهم ألست بربكم قالوا بلى شهدنا أن تقولوا يومَ القيامة إنا كنا عن هذا غافلين


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”,(QS.Al-A’raaf:172)


يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إِلى ربك راضية مرضية


Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (QS.Al-Fajr:172)


Dzaroh itu kadang dimaknai dalam kitab-kitab salaf (makan Jawa) dengan makna Semut Pudak, semut yang sangat kecil. Berbeda dzarroh yang bermakna atom, benda yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Atom itu sendiri ditemukan oleh orang yahudi pada tahun 1945. Allah berfirman:


فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره


Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS. Zalzalah: 7-8)


Nafsu yang dibawa seorang Bapak itu tidak ada apa-apanya. dan tidak bisa berperan, namun setelah ada peran seorang Ibu benda itu menjadi sangat berguna dan bermanfaat sekali. Prosesnya, setelah nafsu itu dipancarkan oleh Bapak ke rahim Ibu dengan disertai gaya gesekan tarik menarik, nafsu keluar dengan wujud sperma (sperma itu terdiri dari berjuta-juta sel, dan yang menjadi manusia itu cuma satu sel) maka terjadilah proses percampuran antara nafsu dan nutfah Ibu, yang akhirnya terjadilah pembuahan yang menjadikan sebab terjadinya manusia.


Kejadian ini sungguh luar biasa bagi orang yang mau berfikir di dalamnya. Mengapa nafsu yang tidak ada apa-apanya bisa menjadi sangat bermanfaat setelah dicampurkan. Hal itu menunjukan akan kebesaran Allah yang agung yang menciptakan mahluknya dengan berpasang-pasangan. Nafsu berpasangan dengan sukma. Ayah berpasangan dengan Ibu, laki-laki berpasangan dengan perempuan, maka lahirlah manusia. Allah berfirman:


سبحان الذي خلق الأزواج كلها مما تنبِت الْأرض ومن أنفسهم وممالايعلمون


Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS. Yasin :36)


Ilmu pengetahuan di zaman modern terus berkenbang seiring dengan langkah manusia. Orang-orang berlomba untuk menemukan inovasi yang bermanfaat bagi manusia. Orang-orang kafir menukan atom, sebuah rumus yang dimiliki Islam dalam kitab suci Al-Quran padahal orang Islam sendiri itu tidak mengetahui hal itu. Meskipun tidak tahu atom tapi orang Islam mengetahui apa itu dzarrah, suatu benda yang terkecil. Jika orang mau berfikir tentang apa yang ada di dalamnya niscaya orang itu akan menemukan sebuah konsep bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Rosulullah saw bersabda:


من عرف نفسه فقد عرف ربه

Barang siapa yang mengetahui dirinya. maka dia akan mengetahui tuhannya … dalil ini yang selalu menjadi taklif di antara para ulama’ serta sampai ada yang mengatakan dalil dlo’if … padahal dalil ini sering kali di ucapkan oleh sayyidina ‘ali dan syaiyidina umar bin khottob dalam mengajarkan setiap pemeluk agama islam untuk selalu intropeksi diri serta sadar akan KeESAan ALLOH serta menafikan diri HAMBA …

Kalam Menurut Pandangan Ahli Tauhid Sufii




اله الخلق مولانا قديم # وموصوف بأوصاف الكمال

Siapakah AL-ILAH (alloh) si mahluk INI :

Dzat wajibul wujud yang tidak di dahului sifat ADAM (tidak ada) HUDUST (baru) FANA’ (rusak) dzat yang tidak di dahului oleh sifat AWAL dan dzat yang tidak bisa di batasi oleh sifat akhir … DIAlah dzattulloh yang tidak bertempat & masa yang maha awal maha akhir maha qodim .. dzat tidak terikat ruang dan waktu yang meliputi seluruh alam (IKHATHOH) .. baik alam mulki (jasad) alam lahir DUNIA … dan alam akhirat …. serta dzat yang tidak terpisah dari mahluk-mahluknya dengan sifat MAIYAH (besertaan) serta dzat yang maha dekat terhadap mahluk-mahlukNYA (AL-AQROB) …. semua telah di jelaskan di dalam al-qur’an :

وكان الله علي كل شئ محيطا

dan adanya alloh itu maha meliputi di seluruh mahluknya (setiap perkara yang ada) … bagai mana kita tahu meliputinya alloh kepada kita semua .. di ibarat meliputinya angin kepada manusia …. tidak di luar dan tidak di dalam … meliputinya dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki … terus bagaimana kita ini merasa kalo diri kita terpisah dari alloh ..???

وهو معكم اينما كنتم

adapun alloh itu menyertai seluruh mahluknya di manapun dia berada ,, inikan jawaban di mana alloh ?? alloh itu beserta kita semua dimanapun kita berada ,ketidak terbatasannya alloh itu dapat kita fahami dari sifat-sifat menyertainya pada setiap” mahluknya …. berarti alloh tidak jauh tidak dekat …. karena bagaimana kita menganggap alloh jauh kalo selalu menyertai mahluknya … bagaimana kita melihat kedekatan alloh kalo alloh itu maha meliputi pada mahluknya … semisal kita melihat pada sesuatu yang lain dari dalam / dari luar diri … melihatnya kita semua itu bersandar dari sifat BASHIROHNYA alloh , dengan kata lain aku melihat sesuatu yang sebenarnya melihat itu bukan si aku / si anu sebenarnya yang melihat itu alloh sendiri dengan sifat bashirohnya alloh sendiri … ???

ونحن اقرب اليه من حبل الوريد

dalil ini yang menunjukkan keMAHA dekatannya ALLOH pada mahluknya ” adapun alloh itu lebih dekat daripada sesuatu yang paling dekat di antara sesuatu yang paling dekat pada mahluknya” jika kita berfikir .. dekatnya lidah dengan rasa itu lebih dekat alloh dalam kenyataannya, dekatnya alloh pada sesuatu itu tidak sama dengan dekatnya sesuatu pada sesuatu .. kalo dekatnya sesuatu pada sesuatu itu masih ada kata terpisah sedang alloh tidak terpisah dan berkumpul pada sesuatu ….

Dengan ini kita bisa berfikir apakah KALAM ITU : kalam itu adalah pengertian (hidayah) yang tidak berupa huruf ,perkataan,lafadz / kalimah namun pengertian yang lahir dari setiap HIKMAH pelajaran pelajaran hidup yang kita alami ini … karena sifatnya KALAM itu tidak juz dan tidak jirim …. karena KALAM itu adalah kehendak alloh yang bersifat qodim dan azali ,,, namun tidak bertentangan dengan hukum serta pemahaman aqal indrawi semata … di ibarat rasa manis , bagaimanakah kita bisa menggambarkan rasa manis itu dengan perkataan / mencontohkan nya … dan rasa manis itu identik dengan kata gula , namun tidak semua manis itu adalah gula , bisa madu bisa yang lainya … karena KALAM itu bersifat universal (meliputi,bersamaan,dekat) yang selalu beriringan tidak terpisah tidak berkumpul (ESA)

kesimpulan: dengan ini kajian / pengertian setiap pembahasan sebuah dalil al-qur’an & hadist itu masih memerlukan kajian IJMA’ dan QIYAS ,, agar kiranya kita tidak mudah terjebak pada perkataan hukum yang memecah belahkan pengertian HIDUP ,,, dan inilah hasil perenungan yang masih butuh penyempurnaan ,semoga masukan-masukan dari saudara-saudaraku sekalian bisa menambah wawasan kajiannya AL_FAQIR dalam belajar menuju HAQIQAT yang sebenar-benarNYA …

KALAM: PENGERTIAN YANG SUDAH TERSUSUN DAN BERFAIDAH … SERTA TIDAK TERBATASI OLEH LAFADZ DAN KALIMAH SEMATA ,,, KARENA ITU HAQ ALLOH ….

اله الخلق مولانا قديم # وموصوف بأوصاف الكمال

TUHANKU ADALAH PENCIPTA YANG BERSIFAT QODIM (DAHULU) YANG MEMPUNYAI SELURUH SIFAT-SIFAT KASAMPURNAN … MAHA DEKAT MAHA MELIPUTI DAN BERSAMAAN .. TIDAK BERTEMPAT NAMUN ADA DAN WAJIBUL WUJUD ADANYA … TUHAN YANG TIDAK GHAIB / BERSEMAYAM DI ATAS ARSY , KURSI, DIATAS LANGIT … KARENA TUHANKU TIDAK TERIKAT PADA TEMPAT RUANG DAN WAKTU DAN TIDAK BISA DI QIYAS …DENGAN APAPUN KEMAHA KEKALANNYA …


Makloon Jahit Bandung: Solusi Terbaik untuk Bisnis Fashionmu!

 Hello Sobat IDkonveksi! Apakah kamu memiliki bisnis fashion namun kesulitan dalam proses produksi? Apakah kamu membutuhkan bantuan untuk me...