Senin, 23 Juli 2012

PENGERTIAN TENTANG THORIQOH DAN SIAPA SAJA YANG SEHARUSNYA MELAKSANAKAN-NYA




ان الطريقة عندهم هي الأخذ بالاحواط في سائر الاعمال ولا يأخذ بالرخص والطريقة ايضا اعتماد السالك علي حالة شاقة كرياضة اي تذليل النفس من قلة اكل وشرب ومن تباعد عن فضول المباحات 

"Thoriqoh adalah melakukan / mengamalkan sesuatu dengan cara lebih berhati'' dalam mengamalkan seluruhamalan,dan tidak melakukan hal-hal yang mendapatkan kemurahan (ruhsoh/keringanan) .Thoriqoh juga berpegang teguh pada pengamalan secara istiqomah pada hal-hal yang berat seperti riyadloh,yaitu mengalahkan hawa nafsu dengan sedikit makan dan minum dan menjauhi hal-hal yang di lakukan (mubakhaat)" 

dalam keterangan lain di jelaskan 


 الطريقة هي العمل بالشريعة والاخذ بعزائمها والبعد عن التساهل  فيما ينبغي التساهل فيه وان شئت قلت اجتناب المنهيات ظاهرا او باطنا وامتثال الامر الالهية بقدر الطاقة اوهي اجتناب المحرمات والمكروهات وفضول المباحات واداء الفرائض ومااستطاع من النوافل تحت الرعاية عارف من اهل النهاية 

" Thoriqoh adalah mengamalkan syari'at islam dengan cara beersungguh'',menjauhi anggapan-anggapan ringan dari suatu yang tidak ada keringanan apapun,dan kalau kita mau mengatakan,menjauhi semua larangan, Baik secara nyata atau sembunyi (samar). melaksanakan semua perintah alloh menurut kadar kemampuannya,atau Thoriqoh adalah menjauhi semua yang di haramkan.semua larangan dan mengutamakan hal-hal yang boleh oleh syara'.melaksanakan semua perkara yang wajib,dan yang mampu dari perkara sunnah,semua di lakukan atas petunjuk dan bimbingan orang yang 'arif (ma'rifat / yang telah mengetahui hakikat keIlahiyahan yang haq serta kamil mukammil) dari orang-orang yang telah mencapai puncak pencapaian (warid)" 

Thoriqoh ( Tarekat ) menurut lughot mempuyai arti jalan dan penambahan huruf Ta’ marbutoh (Ilahiyah) berfaedah menunjukkan kehususan pada tujuan ubudiyah kepada alloh.
Sedangkan makna thoriqoh menurut istilah Tashawwuf adalah Thoriqoh bisa diartikan jalan yang ditempuh seorang hamba ( al-‘abdu / al-saalik ) menuju Ridlo Alloh SWT. Ada pula yang mempersempit pengertian Thoriqoh dengan mendefinisikannya sebagai jalan menuju Ma’rifat billah.

 Melihat definisi diatas, maka jelas sekali bahwa pengertian Thoriqoh sangat luas. Thoriqoh tidak hanya dengan berdzikir saja, atau dengan berbagai bentuk wiridan saja, namun bisa juga dengan berbagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT. sang pencipta alam semesta. Bisa berupa wirid, dzikir, puasa, ta’lim ( mengajar ), ta’allum ( belajar ) dan berbagai bentuk amal kebajikan lainnya ( lihat risalah al-thoriq fillah ) karya syeikh abu mudhoffar Ra.

Ada juga yang berpendapat bahwasanya : Thoriqoh menurut pandangan berbagai Ulama’ adalah jalan atau bisa disebut Madzhab mengetahui adanya jalan, perlu pula mengetahui "cara" melintasi jalan itu agar tidak kesasar/tersesat.

Tujuan Thoriqoh adalah mencari kebenaran ‘indalloh swt , maka cara melintasinya jalan itu juga harus dengan cara yang benar. 

Untuk itu harus sudah ada persiapan batin, yakni sikap yang benar. Sikap hati yang demikian tidak akan tampil dengan sendirinya, maka perlu latihan-latihan batin tertentu dengan cara-cara yang tertentu pula.
Dan di jelaskan dalam al-qur’an :

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Artinya :
"Jika mereka benar-benar istiqomah - (tetap pendirian/terus-menerus diatas Thoriqoh (jalan) itu, sesungguhnya akan Kami beri minum mereka dengan air (hikmah) yang berlimpah-limpah.
(Q.S. Al-Jin : 16)



Dalam pertumbuhan thoriqoh para Ulama Thoriqoh berpendapat dari jumlah Thoriqoh yang tersebar di dunia Islam, khususnya di Indonesia, ada Thoriqoh yang Mu'tabaroh (diakui) dan ada pula Thoriqoh Ghairu Mu'tabaroh (tidak diakui keberadaannya/ keshohehannya / silsilah sanadnya).
Seseorang yang menganut/mengikuti Thoriqoh tertentu dinamai saalik (orang yang berjalan) sedang cara yang mereka tempuh menurut cara-cara tertentu dinamakan suluk. Banyak hal-hal yang hams dilakukan oleh seorang salik bila ingin sampai kepada tujuan yang dimaksud.

Thoriqoh ini merupakan salah satu amaliyah keagamaan dalam Islam yang sebenarnya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan perilaku kehidupan beliau sehari-hari adalah praktek kehidupan rohani yang di jadikan rujukan utama oleh para pengamal thoriqoh dari generasi ke generasi sampai sekarang ini untuk mengkaji ahlak al-karimah dalam berubudiyah ....

Dalam menempuh jalan (thoriqoh) bertujuan untuk mengenal rahasia (sirri) dan mengerti akan haqiqat  dinding (hijab) pada DIRI maka mereka mengadakan pengajian, kegiatan batin muamalah ilmu & matla’ah ilmu , riyadoh (latihan-latihan) dan mujahadah (perjuangan) keruhaniyan. Perjuangan yang demikian dinamakan suluk, dan orang yang mengerjakan dinamakan "salik"

Maka cukup jelaslah bahwa Thoriqoh itu suatu sistem atau metode awal untuk menempuh jalan yang pada akhirnya mengenal dan menemukan keyaqinan (haq-al-yaqin) tentang  adanya alloh swt . Dimana seseorang dapat melihat alloh  dengan mata hatinya (ainul bashiroh) sesuai dengan hadist sebagai berikut :

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Pada suatu hari, Rasululloh saw. muncul di antara kaum muslimin.
Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai oasululloh, apakah Iman itu? Rosululloh saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, 
pertemuan dengan-Nya, rosul-rosul-Nya dan kepada hari berbangkit. 
Orang itu bertanya lagi: Wahai Rosululloh, apakah Islam itu? 

Rasululloh saw. menjawab: 
Islam adalah engkau beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan sholat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Romadhon. 
Orang itu kembali bertanya: Wahai Rosululloh, apakah Ihsan itu  ???

Rosululloh saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu. Orang itu bertanya lagi: 

Wahai Rosululloh, kapankah hari kiamat itu ? 

Rosululloh saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya: Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. 

Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung.
Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Alloh.
Kemudian Rosululloh saw bersabda dengan firman Alloh Taala: 

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat: dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati.Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-Lukman ayat 34)

Kemudian orang itu berlalu, maka Rosululloh saw. bersabda: Panggillah ia kembali ... Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rosululloh saw. bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka
(HR Bukhari dan Muslim)

Hadist tersebut jelas merupakan tujuan bagi semua orang yang mengaku dan menyatakan muslim, tidak hanya sekedar iman dan islam tetapi juga dituntut untuk menjadi jati diri yang “IHSAN” dan ath-Thariqoh adalah merupakan jalan yang untuk menggapai derajat ihsan dengan baik sesuai tuntunan Alloh dan Rasul-Nya yang di ikat dengan tal-qin Hal yang demikian didasarkan pertanyaan Sayidina Ali bin Abi Thalib ra kepada Rosululloh SAW. Ya Rosululloh, manakah jalan yang paling dekat untuk menuju Tuhan. 

Jawab Rosululloh : Tidak ada lain, kecuali dengan dzikrulloh.

Dalam hal ini pun Alloh SWT juga menegaskan dalam Firman-Nya di dalam Al-Qur’an Kariim :


 الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ


 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram.
(QS Ar-Ra’d ayat 28)

 Perlu diketahui oleh semua para pencari jalan suluk (thoriqoh), mubaya’ah (baiat) dalam arti talqin dzikir dari seorang guru mursyid kepada muridnya bukan mubaya’ah (janji setia) seperti yang dilakukan oleh Rosululloh kepada shahabat-shahabatnya.

Dalam Bai‘at ar-Ridhwan, atau baiatnya seorang rakyat kepada imam atau kepala Negara terpilih seperti baiatnya para shahabat yang mengangkat Sayyidina Abu Bakar menjadi kholifah Rosululloh. Sebab, mubaya’ah dalam thoriqot shufi adalah bentuk talqin dzikir seperti yang dilakukan Rosululloh yang mentalqin dzikir para shahabatnya. 

Adapun mubaya’ah para shahabat yang baru saja disinggung di atas adalah mubaya’ah janji setia menjalankan Islam atau janji setia dan tunduk patuh kepada imam terpilih.

 Sanad hadits tentang bai’at thoriqot adalah hadits riwayat dari Hasan al-Bashri yang berbai'at dzikir dari Sayyidina Ali dari Rosulalloh (dalam ilmu tasawuf disebut talqin dzikir) dan sanad hadits tentang lubsul khirqoh (berperilaku sebagai shufi yang bersimbol dengan pakaian sederhana) juga diriwayatkan dari Hasan al-Bashri dari Ali, 

 Sanad talqin dzikir dari Hasan al-Bashri tersebut adalah talqin dzikir oleh Rosululloh kepada Sayyidina Ali secara sendirian  Sedangkan sanad talqin dzikir secara bersama-sama adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, ath-Thabaroni dan lain-lain dengan sanad hasan. Lihat Lawaqih al-Anwar al-Qudtsiyyah hlm. 11. Hadits talqin tersebut sebagaimana dikatakan syeikh asy-Sya'roni adalah diriwayatkan oleh Syaikh Yusuf al-Ajami, seorang syaikh thoriqot, dalam salah satu risalahnya yang disebutkan dengan sanad yang muttasil sampai Sayyidina Ali. 

 Namun, sebenarnya hadits tentang dua masalah tersebut, sebagaimana disebutkan oleh syeich Ibnu Hajar al-‘Asqolani dan muridnya, syeich as-Suyuthi adalah hadits yang shohih (muttasil) dan perawinya tsiqah-tsiqah. Artinya juga bahwa Hasan al-Bashri pernah bertemu dengan Sayyidina Ali dan itu adalah pendapat yang shohih. (Lihat hujjah-hujjah as-Suyuthi dalam membela pendapat bahwa Hasan al-Bashri pernah bertemu dengan Sayyidina Ali dalam al-Hawi lil Fatawi 2/96-98.dan Lawaqih al-Anwar al-Qudtsiyyah hal 12 dan 24.

MARI MENGAJI & MENGKAJI SELALU SEMOGA SELALU DALAM LINDUNGAN HIDAYAHNYA SELALU ...











Download Gratis Buku The Power of Pretending Cara Asyik Meraih Mimpi


  • Judul: The Power of Pretending (Cara Asyik Meraih Mimpi)
  • Penulis: Edward Ridwan
  • Bahasa: Indonesia
  • Jumlah halaman: 72
  • Format ebook: PDF

The Power of Pretending Cara Asyik Meraih Mimpi

The Power of Pretending Cara Asyik Meraih Mimpi adalah merupakan buku yang mengrauikan secara jelas tips dan trik ampuh untuk meraih kesuksesan dengan cara yang berbeda, cara ampuh meraih kesuksesan yang di paparkan oleh Edward Ridwan belum pernah dipaparkan dalam buku-buku cathegory motivasi yang lain.







Cara Menginstal windows menggunakan flasdisk

              Udah lama nih nggak posting, udah seminggu lebih kali ini saya akan memberikan cara menginstal windows xp,vista,7,8 dll lewat flasdisk caranya mudah kok caranya begini...
  1. Siapkan flasdisk terlebih dahulu pastikan kapasitas flasdisknya bisa menampung windows yang akan di install.

  2. Tancapkan flasdisk anda ke port usb nya.

  3. Klik start menu dan ketik run lalu enter dan ketik cmd dan enter lagi atau kalau mau shortcutnya tekan tombol pada kyboard WINDOWS+R lalu ketik cmd.

  4. Ketik diskpart dan tekan ENTER.

  5. Ketik list disk, tekan ENTER dan pilihlah yang mana adalah USB flashdisk anda, hati-hati jangan salah pilih nanti salah-salah yang keformat adalah disk yang lain. Kalau anda punya hanya 1 harddisk makaUSB flaskdisknya adalah disk1. Lihat juga size yang mana yang sesuai dengan kapasitas flashdisk anda.

  6. Misalkan flashdisk anda adalah disk 1. Ketik select disk 1 dan tekan ENTER.

  7. Ketik clean dan tekan ENTER.

  8. Ketik create partition primary lalu tekan ENTER.

  9. Ketik select partition 1 dan tekan ENTER

  10. Ketik active dan tekan ENTER.

  11. Ketik format fs=fat32 dan tekan ENTER. Tunggu sampai proses selesai ya.

  12. Ketik assign dan tekan ENTER

  13. Ketik exit dan tekan ENTER.

  14. Sekarang tinggal masukkan disk DVD windows xp/vista/7  dan copy semua isi CD/DVD tadi ke flaskdisk anda.

  15. Restart komputernya deh, terus masuk ke menu bios, pilih booting windosnya dari Flashdisk terus tekan F10 dan selesai. Tunggu deh flashdisknya booting.
Gampangkan, apabila ada yang tidak jelas silahkan tinggal kan komentar anda...

SADARILAH KEADAAN DIRI SELURUHNYA ...

                                       
اعلم عينك كلهم شرك خفي


I'LAM 'AINUKA KULLUHUM SYIRKUN KHOFIYU.


Ketahuilah bahwa keADAanmu Keseluruhannya adalah syirik yang samar

وما يبن لك توحيدك الا اذا خرجت عنك 

 WA MAA YUBAYYINU LAKA TAUHIDUKA ILLA IDZA KHOROJTA ‘ANKA.

 
Dan tauhidmu itu tidak akan bisa nyata bagimu kecuali kamu keluar dari dirimu sendiri.

كلما اخلصت يكشف لك انه هو انت تستغفر منك 

KULLAMAA AKHLASHTA YAKSYIFU LAKA ANNAHU HUWA LAA ANTA TASTAGHFIRU MINKA

Ketika kamu dapat melepaskan dirimu darimu, maka akan tampak bagimu bahwa sesungguhnya DIA adalah DIA, bukan dirimu yang mohon ampunan darimu.

وكلما وجدت نوعا منها بيان لك الشرك فتجده في كل وقة توحيد او ايمان 

 WA KULLAMA WAJADTA NAU’AN MINHA, BAYAANA LAKAS SYIRKU FATAJIDUHU FII KULLI WAQTIN TAUHIDUN AU IIMANUN.

Pada saat kamu temukan satu macam dari itu, maka syirik nyata bagimu; kemudian kamu temukan syirik itu pada setiap saat berupa tauhid atau iman

Berdasarkan beberapa keterangan diatas, Alfaqir mengemukakan juga selain manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasad dan ruh atau materi dan imateri, ia berpandangan bahwa, akal (aql) dan hati (qolb) sangat berpengaruh dalam kehidupan dan pencapaian ma’rifat.

Karena itu Al-faqir pempriortiskan keduanya untuk melakukan suluk agar jiwa dapat bersih dari ketergantungan materi, sebagaimana hikmah yang ditulisnya :

اُخْرُجْ مِنْ اَوْصَافِ بَشَرِيَّتِكَ عَنْ كُلِّ وَصْفٍ مُنَاقِصٍ لِعُبُوْدِيَّتِكَ لِتَكُوْنَ لِنِدَاءِاْلحَقِّ

مجُيْبًاوَمِنْ حَضْرَتِهِ قَرِيْبًا.


Artinya : “keluarlah kamu dari sifat-sifat kemanusiaanmu (materi) yang buruk dari setiap sifat yang dapat merusak sifat kebudihanmu agar kamu berada untuk menyambut panggilan dzat yang haq (Alloh Swt.), dan dari kehadirat-Nya adalah lebih dekat.”

seperti contoh doa dalam hadist qudsi di bawah ini


اذ نب عبد ذنبا فقال : اللهم اغفرلي ذنبي فقال الله تبارك وتعالى

اذنب عبدي ذنبا فعلم ان له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب ثم عاد

فأذنب فقال اي رب اغفرلي ذنبي فقال الله تبارك وتعالى اذنب

عبدي ذنبا فعلم ان له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب ثم عاد فأذنب

ثم عاد فأذنب فقال اي رب اغفرلي ذنبي فقال الله تبارك وتعالى

اذنب عبدي ذنبا فعلم ان له ربا يغفر الذنب ويأخذ بالذنب قد

غفرت لعبدي فليفعل ما شاء.(الحديث)

Artinya :
Ada seseorang melakukan dosa lalu dia berdo’a :
Ya Alloh ampunilah dosaku. Lalu Alloh berkata : Hambaku telah melakukan dosa lalu dia mengerti bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa sebab melakukan dosa. 
Kemudian sang hamba kembali melakukan dosa, lalu dia berdo’a : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku. 

Lalu Alloh berkata : Hambaku telah melakukan dosa lalu dia mengerti bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa sebab melakukan dosa.
Kemudian sang hamba kembali melakukan dosa,
Lalu dia berdo’a : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku. Lalu Alloh berkata : Hambaku telah melakukan dosa lalu dia mengerti bahwa dia memilik Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa sebab melakukan dosa.
Sungguh aku telah mengampui hambaku, maka hendaknya dia berbuat apa yang dia mau.

Semua penjelasan diatas juga bisa difahami secara terbalik (Mafhum Mukholafah) bahwa orang yang bertambah harapannya terhadap rahmat Alloh SWT ketika melakukan amal shalih, maka dia termasuk orang yang mengandalkan amalnya.

Hal tersebut bisa divisualisasikan dengan keadaan seseorang yang sudah tua yang selalu melakukan ibadah dan memperbanyaknya sampai-sampai dia merasa bahwa dengan ibadah yang banyak dia akan memperoleh pahala yang banyak dan pasti termasuk penghuni surga.
Adapun cara menjauhinya adalah dengan mengetahui bahwa hak-hak Alloh SWT yang wajib dilakukan hambanya tidak bisa dipenuhi dengan banyak atau sedikitnya taat. Seandainya hak tersebut bisa dipenuhi dengan taat, maka orang yang paling utama melakukan hal tersebut adalah para Nabi dan Rosul. Tetapi tidak ada satu pun Nabi dan Rosul yang menghubungkan harapan rahmat Alloh dan ampunan-Nya dengan taat dan ibadah mereka, namun mereka selalu mengharapkan ampunan Alloh SWT.

Minggu, 22 Juli 2012

Mengenai Jiwa Dan Ruh Insani



Ketahuilah bahwa Alloh Taala menjadikan manusia ini terdiri daripada dua suatu yang berbeda iaitu:
Jisim yang gelap, tebal, termasuk di bawah kejadian dan kebinasaan (Al-Kun Wal-Fasad) yang tersusun, bersifat ketanahan yang tidak dapat melaksanakan urusannya melainkan dengan yang lain.

Jiwa Jauhari yang tunggal yang bercahaya, mencapai, bertindak lagi menggerakkan dan menyempurnakan alat-alat (alat-alat dalam badan manusia baik yang bersifat ruhaniah seperti Ruh Hewani, Ruh Tobi'e dan lain-lain atau bersifat jasmaniah seperti otak dan bahagian-bahagiannya dan lain-lainnya.

Alloh Ta'ala menyusun jasad-jasad dari bagian-bagian makanan dan menjaganya dengan bagian-bagian dzat makanan yang lebur menyerap ke dalam jasad, menyediakan asas, menyempurnakan anggota-anggota penting, menentukan anggota-anggota kaki dan tangan dan melahirkan jauhar jiwa dari urusan yang tunggal, sempurna menyempurna lagi memberi faedah.

Bukanlah saya ( syeikh Imam Ghozali) maksudkan ‘jiwa’ itu kekuatan untuk mendapatkan makanan; 
bukanlah kekuatan yang menggerakkan syahwat (Al-Nafsu) dan kemarahan; 
bukanlah kekuatan yang berada dalam jantung(Al-Qolbu) yang melahirkan hidup, menimbulkan rasa dan gerak dari jantung kepada seluruh anggota, kerana kekutan ini dinamakan ‘Ruh Hewani’. 

Rasa, gerak, syahwat adalah dari tentera Ruh Hewani ini. 

Kekuatan mendapatkan makanan yang berada dan menguruskan dalam hati (Al-Kabad) dinamakan ‘Ruh Tobie.’ Pencernaan dan penolakan adalah dari sifat-sifatnya. Kekuatan merupa, melahir, menyubur dan lain-lain kekuatan tobie semuanya menjadi khadam-khodam bagi jasad dan jasad pula adalah khodam kepada Ruh Hewani, karena jasad menerima kekuatan-kekuatan dari Ruh Hewani dan bekerja menurut geraknya. 

Sebenarnya yang saya maksudkan dengan ‘JIWA’ itu ialah JAUHAR YANG SEMPURNA SERTA TUNGGAL (Al-Jauhar Al-Kamil Al-Mufrad) yang kerjanya hanya
mengingat
menghafal
berfikir membedakan baik buruk dan 
mengamat-amati juga 
menerima segala ilmu dan
tidak jemu-jemu menerima rupa-rupa abstrak yang bersih dari benda.

Jauhar ini adalah ketua segala ruh dan raja. Segala kekuatan semuanya berkhidmat (taat) kepada jauhar ini dan menjunjung perintahnya.

Jauhar ini tidak lain tidak bukan dari JIWA BERAQAL (Al-Nafs An-Naathiqoh) yang diberikan berbagai nama-nama. Para ahli falsafah menamakanNya jauhar ini sebagai JIWA BERAQAL(Al-Naf An-Naathiqoh).Al-Quran menamakannya sebagai JIWA YANG TENANG (Al-Nafsul Mutmainnah). Al-Quran juga menamakannya sebagai RUH URUSAN (Al-Ruh Al-Amri). Ahli Tasawuf menamakannya sebagai QOLBU(Al-Qolbi). Perbedaan cuma pada segi nama-nama sahaja tetapi artinya satu, tidak ada perselisihan.

Oleh itu ‘QQLBU’ dan ‘RUH’ pada kita juga ‘YANG TENANG’ semua nama-nama itu adalah bagi ‘JIWA BERAKAL’ (Al-Nafs Al-Naathiqoh). Jiwa berakal ialah ‘Jauhar yang Hidup’, ‘aktif’, lagi mencapai kalau disebut Ruh Mutlak atau Qolbu. Maksudnya ialah jauhar ini juga. 

Ahli-ahli Tasawuf menamakan ‘Ruh Hewani’ pula dengan nafsu. Syarak'juga memberikan pengertian yang sama sebagaimana sabda Rosululloh S.A.W. yang bermaksud: 

“Musuh engkau yang paling ketat ialah nafsu engkau”.

Baginda bersabda lagi dengan maksud:

“Nafsu engkau ialah yang terletak di antara dua pihak (lambung)”. 

Perkataan nafsu yang dimaksudkan oleh syara' di sini ialah kekuatan ’syahwaaniah’ dan kemarahan kerana kedua-duanya muncul dari jantung yang terletak di antara dua pihak (dari tubuh manusia). 

Bila kamu telah faham dan mengetahui perbedaan nama-nama itu ternyatalah bahwa para pengkaji memberikan nama yang bermacam-macam terhadap Jauhar yang bernilai ini dan mengemukakan pendapat-pendapat yang berbeda. 

Para ahli Ilmu Kalam yang pandai dalam debat menganggap jiwa itu sebagai suatu jisim dan menyatakan bahwa ia adalah jisim yang halus sebagai tantangan bagi jisim yang tebal ini. Mereka hanya melihat perbedaan di antara ruh dan jasad dari segi kehalusan dan ketebalan sahaja. 

Sebagian dari mereka menganggap ruh sebagi ‘arodh. Sebahagian daripada ahli-ahli kedokteran cenderung ke arah pendapat ini. Ada pula yang menganggap darah sebagai ruh. 

Mereka semua merasa puas hati dengan pendapat mereka karena dipengaruhi oleh kecantikkan pandangan dan mereka ‘TIDAK BERUSAHA’ mencari bagian ketiga sedangkan sebenarnya ada tiga bagian iaitu Jisim, Arodh dan ‘Al-Jauhar-Al-Mufrod’. Ruh Hewani ialah jisim yang halus seolah-olah lampu yang menyala terletak dalam kaca jantung. Jantung yang dimaksudkan di sini ialah rangka sanubari yang tergantung pada dada manusia. Hidup adalah lampu tersebut, 

Darah ialah minyaknya,
Rasa dan gerak merupakan Nurnya, 
Syahwat ialah kepanasannya, 
Kemarahan ialah uapnya, 
Kekuatan mencari makanan yang berada di dalam hati merupakan khodam atau penjaganya dan wakilnya. 

Ruh ini terdapat pada segala binatang. Ruh ini tidak menerima ilmu dan tidak mengetahi soal yang berhubung dengan alam dan tidak mengetahui hak-hak Pencipta Alam. Ia hanya merupakan khodam yang terikat.

Ia mati bersama dengan matinya badan. Jika bertambah darah, padam lampu itu kerana bertambah kepanasan dan sebaliknya jika berkurangan darah, ia akan padam juga kerana bertambah kesejukan. Padamnya menjadi sebab bagi matinya badan. 

Tidak ada ‘khitob Tuhan’ iaitu (perkataan-perkataan Tuhan yang lazim yang dihadapkan kepada orang-orang mukallaf berhubung dengan perbuatan-perbuatan mereka) dan tidak ada ‘takhlif’ (pemikul tanggungjawab yang diamanahkan dari Alloh melalui hukum syara' yang lima) tuan punya syara' terhadap ruh ini. Kerana inilah segala binatang tidak termasuk ke dalam makhluk-makluk yang menerima ‘khitob’ dengan hukum-hukum syara'. 

Manusia sebenarnya ‘ditakhlif’ dan ‘dikhitob’ karena suatu makna yang lain terdapat padanya sebagai suatu tambahan yang dikhaskan untuknya. Maknanya ialah pada manusia ada

‘JIWA YANG BERAQAL’ (Al-Nafs-An-Naatiqoh), ‘RUH URUSAN’(Ruhul-Amri) dan ‘JIWA YANG TENANG’(Al-Nafsul Muthmainnah).

Ruh ini bukanlah jisim dan bukanlah ‘arodh’, kerana ia datang dari urusan Alloh Taala sebagaimana firmannya yang bermaksud: 


وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا
‘"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: 'Ruh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit'." 

(Surah Al-Isra' ayat 85)

Alloh berfirman 


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً . فَادْخُلِي فِي عِبَادِي. وَادْخُلِي جَنَّتِي (الفجر: 27 – 30)

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr, 89 : 27-30)


Urusan Allah bukanlah berupa jisim dan bukan pula ‘aradh’, malahan ia adalah suatu kekuatan ‘ILAHIYAH’ seperti ‘AQAL YANG PERTAMA’ (Al-’Aqlul-Awal), Luh dan Qolam. Kekuatan Ilahiyah adalah Jauhar-Jauhar Tunggal yang bukan dari benda, malah ia merupakan sinar-sinar abstrak yang dapat difahami oleh akal (Ma’quulah).

Bukan boleh dirasa. Apa yang kita sebut sebagai ruh dan Qolbu adalah dari Jauhar-Jauhar itu. Ia
tidak rusak 
tidak layu
tidak binasa
tidak mati bahkan;
ia terpisah dari badan dan menantikan perkembaliaan pada hari kiamat

sebagaimana yang dinyatakan dalam syara' dan telah disahkan dalam ilmu-ilmu ‘HIKMIAH’ (Falsafah) dengan alasan-alasan yang tidak dapat ditolak lagi. Buktinya yang nyata menunjukkan bahawa ‘RUH YANG BERAKAL’ bukanlah jisim dan bukanlah ‘arodh, malah ia adalah JAUHAR yang tsabit(nyata / tetap) lagi kekal tiada binasa. 

Di sini rasanya tidak perlu lagi kita menyebut alasan-alasan dan membentangkan dalil-dalil kerana telah dibuat dan disebut orang. Sesiapa yang mahu mengesahkannya risaah tetap pada kitab-kitab yang baik mengenai ilmu ini. Cara kita memberi penguraian dalam risalah ini bukanlah dengan mengemukakan alasan, malah dengan berpegang pada apa yang telah dialami penulis

‘PENGLIHATAN YANG YAKIN DAN PENGLIHATAN IMAM.’ 

Alloh Ta'ala menghubungkan ruh kepada urusan dan kadang-kadang kepada ‘IZAH’Nya (dzat yang tidak bisa dicapai dengan akal dan fikiran) dengan firmanNya :


‘Dan Aku (Alloh) tiupkan padanya ruh dariKU’  

dan firmanNya lagi yang bermaksud:



وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيل

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh.‘Katakanlah (hai Muhammad) bahawa roh itu adalah urusan tuhanku’ dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit'."(Al-Isra' ayat 85)
dan firmanNya lagi yang bermaksud:

‘Lalu kami tiupkan padanya dari roh kami.’

Bila roh itu dihubungkan oleh Alloh Taala kepada diriNya tentulah ia bukan jisim atau A’rodh karena rendah tingkat kedua-duanya, selalu berubah-ubah dan cepat hilang serta akan rusa. Rosululloh S.W.T. bersabda yang di maksud: 

“Roh-roh adalah sebagai tentera yang lengkap”

dan dalam sabda Baginda yang lain lagi Beliau menyatakan:

“Roh para syuhada' terletak dalam bayang-bayang burung-burung hijau.”

Begitu juga dengan A’rodh tidak kekal selepas hilangnya jauhar karena A’rodh tidak boleh berdiri dengan dzatnya sendiri. Manakala saat jisim menerima peleburan kembali sebagaimana asalnya sebelum penyusunan dari benda (Al Madah) dan rupa seperti yang tersebut dalam kitab-kitab (kitab-kitab falsafah). 

Setelah kita mengetahui ayat-ayat, hadis-hadis dan alasan-alasan akal, ketahuilah kita bahawa ruh itu adalah JAUHAR MUFROD YANG SEMPURNA (Al-Jauharul Mufrod Al-Kamil) hidup dengan dzatnya, baik dan buruknya agama adalah datang daripadanya, manakala ruh Tobi'e dan Ruh Hewani dan kekuatan badaniyah seluruhnya daripada tentara Jauhar Mufrod Yang Sempurna ini. 

RISALAH ASAL USUL MANUSIA ,TUMBUHAN & HEWAN





أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله



Dari SULALAH kemudian menimbulkan HABBAN artinya: Biji-bijian.


أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّ


ثُمَّ شَقَقْنَا الأرْضَ شَقًّا


فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا


ANNAA SHOBABNAL MAA-A SHOBBAA (25). TSUMMA SYAQOQNAL ARDLO SYAQQOO (26). FA-AMBATNAA FIIHAA HABBAA (27).

Artinya:” Sesungguhnya kami telah mencurahkan (menurunkan) air (hujan) sebanyak-banyaknya.(25) Kemudian kami belah (renggangkan) tanah serenggang-renggangnya.(26) Lalu Aku tumbuhkan padanya biji”. (27) (‘Abasa / S. 80)

Adapun biji-bijian itu mempunyai kulit dan bau yang wangi.

وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ

WAL HABBU DZUL ‘ASHFI WAR ROIHAAN
Artinya :”Dan biji itu mempunyai kulit dan bau yang wangi.” (Arrohman / S. 55 / ayat 12).
Dan dari biji (Habban) itu ada Habban lagi yang sangat halus, yaitu yang dinamakan

NAWAA.


إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللَّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ

"Sesungguhnya Alloh menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan (menjadikan) yang hidup dari yang mati (ditiupkan-Nya ruh) dan yang mengeluarkan (menjadikan) yang mati dari yang hidup (diangkat-Nya ruh). Demikian ialah (sifat) Alloh, maka mengapa kamu masih berpaling."
 (Al An’am / S.6 / ayat 95).



Kemudian biji-bijian (HABBAN) yang didalam tanah itu dipecah oleh Alloh sehingga keluarlah sesuatu yang hidup dari yang mati, yaitu muncul tumbuh-tumbuhan.

يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرَجُونَ

Artinya:”Dia mengeluarkan (menjadikan) yang hidup dari yang mati (ditiupkan-Nya ruh), dan mengeluarkan (menjadikan) yang mati dari yang hidup (diangkat-Nya ruh), dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Ar Rum / S.30 / ayat 19)


Makanya Alloh berfirman dalam surat Nuh :

وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الأرْضِ نَبَاتًا

Artinya : “Dan Alloh menumbuhkan kamu semua dari bumi berupa tumbuh-tumbuhan.” ( Nuh / S.71/ ayat 17).


ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا


"Dan Alloh menumbuhkan kamu (menghidupkan manusia) dari tanah, dengan sebaik-baiknya,"

Jadi kita itu pernah menjadi tumbuh-tumbuhan, yaitu setelah jadi SULALAH lalu jadi HABBAN, kemudian tumbuh menjadi NABAATAA (tumbuh-tumbuhan). Dan macamnya tumbuh-tumbuhan itu banyak sekali, bermacam -macam bentuknya, warnanya, namanya, rasanya, baunya, kasiatnya, hikmahnya.

Ada yang hikmahnya dijadikan makanan, ada yang dijadikan obat, ada yang dijadikan rokok dan lain sebagainya. Ada yang jelek tapi hikmahnya besar, seperti : Gedebok pisang yang sudah busuk, yaitu : Bisa dibuat untuk mengobati udun (bisul). Jadi biar busuk, masih tetap dicari-cari. Ada yang bermanfaat hanya waktu hidup saja dan ada juga yang bermanfaat dari hidup sampai mati, seperti : Kayu jati.

Walaupun air yang menyiram tanah hanya satu macam, namun tumbuhan yang dikeluarkan dari tanah itu macam-macam, diantaranya :


1. Ada yang rasanya pedas, seperti : Lombok (cabe).


Meskipun lombok (cabe)  itu pedas tapi pedasnya tidak membuat jera bagi yang memakan. Buktinya walau pernah ngoweh-ngoweh karena kepedasan tapi lain waktu minta lagi.
Lo itu lanang (laki-laki).

Mbok itu wedok (perempuan).


Jadi lombok itu laki-laki dan perempuan (bapak dan ibu). Makanya kalau bapak ibunya sedang menasehati anaknya tapi tidak dihiraukan, biasanya ngeses-ngeses.

2. Ada yang rasanya pahit, seperti : Sambiroto.
Walaupun pahit tapi banyak dicari orang, yaitu sebagai obat.

3. Ada yang rasanya masam sekali, seperti : Asam, cerme dll.

4. Ada yang umurnya panjang, tapi manfaatnya tidak begitu banyak, yaitu seperti : Cangkring.

5. Ada yang umurnya pendek tapi manfaatnya besar, yaitu seperti : Padi.

6. Ada yang tumbuhnya berdiri sendiri dan tegak, yaitu seperti : Mangga, kelapa dll.

7. Ada yang batangnya tidak bisa berdiri sendiri (selalu mencari sandaran), yaitu seperti : Suruh.

8. Ada yang banyak suaranya (kemresek / ramai) , yaitu seperti : Tebu yang tertiup angin.

9. Ada yang tidak banyak suaranya, tahu-tahu ada buahnya, yaitu seperti : Ketela.

10.Ada yang pohonnya besar, buahnya besar, yaitu seperti : Durian.

11.Ada yang pohonnya besar, buahnya kecil, yaitu seperti : Kentosan, beringin.
Suatu saat pernah ada orang yang berteduh dibawah pohon kentosan dan berkata dalam hati: Kalau dipikir-pikir, pohon ini sepertinya kurang pantas. Tampang pohonnya besar sekali, tapi buahnya sangat kecil.

Kalimat ini adalah termasuk maido (mencela) Alloh. Kemudian tiba-tiba jatuhlah salah satu buahnya dan tepat mengenai wajah orang tersebut. Setelah kejatuhan buah kentosan itu dia baru sadar dan berkata dalam hati :

Oh-iya seandainya pohon ini buahnya besar (mungkinsebesar durian), pasti remuk kepala saya. Ini memang keadilannya Tuhan,menciptakan pohon dengan bermacam-macam hikmah, termasuk juga menumbuhkan pohon yang besar dengan buah yang kecil, jadi cocok buat berteduh.

12. Ada yang pohonnya kecil, buahnya juga kecil, yaitu seperti : Lombok.

13. Ada yang pohonnya kecil, tapi buahnya besar, yaitu seperti : Blencong, semangka.

14. Ada yang modelnya berbunga dulu, setelah itu baru berbuah. Ini umum, seperti : Mangga, jeruk dsb.

15. Ada juga yang berbuah dulu, baru kemudian berbunga, yaitu seperti : kudu.

16. Ada yang beranak dulu, kemudian baru mengandung, yaitu seperti : padi, pisang.

17. Dan masih banyak lagi.

Jadi tumbuh-tumbuhan itu macamnya banyak sekali, sesuai dengan firman Alloh dalam Alqur-an :


 فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى


FA-AKHROJNAA BIHII AZWAAJAN MIN NABAATIN SYATTAA.


Artinya : “Lalu Kami tumbuhkan dengan dia beberapa jodoh diantara tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (Thoha / S : 20 / ayat : 53).


Dari tumbuhan ke mana?

Pada Tulisan sebelumnya manusia asalnya dari benda mati, bisa jutaan tahun di bumi. Setelah itu menjadi Sulalah dan akhirnya menjadi tumbuhan.

Dari tumbuhan yang beraneka macam itu bermacam-macam pula yang dimakan manusia yaitu lebih dari 3000 macam, ada yang rasanya pahit, manis, asin dsb. Kemudian makanan yang dimakan manusia itu ada sarinya, juga ada ampasnya. Dari sarinya makanan akhirnya menjadi darah. Dan mengenai ampasnya dibuang (dikembalikan lagi ketanah).

Untung ada pembuangan ampas. Setelah ampas dibuang ketanah, oleh tanah diserap lagi lalu ditumbuhkan lagi. Selanjutnya diambil dan dimakan lagi oleh manusia lalu dikeluarkan lagi oleh manusia, begitu seterusnya, muser terus (berputar terus).

Begitu juga dengan perputarannya ikan yang ditangkap manusia, setelah ikan ditangkap oleh manusia kemudian dimakan lalu ampasnya dibuang ke sungai. Selanjutnya ampas yang disungai dimakan ikan, ikan dimakan lagi oleh manusia.
Proses perputaran ini dinamakan ‘ID (kembali).

Lalu dari sari darah menjadi MANIYYI YUMNA (air suci) atau TIRTO KAMANDANU.


أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى


"Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),"
(Al qiyamah / S. 75 / 37)

ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى


"kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Alloh menciptakannya, dan menyempurnakan-nya,"


فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى


"lalu Alloh menjadikan darinya sepasang: laki-laki dan perempuan." 


TIRTO = air. KAMAN = benih. DANU = sumberan.

Jadi TIRTO KAMANDANU itu adalah air yang menjadi benih yang berasal dari sumberan. Bukan sumberan dari bumi bawah melainkan dari dirinya sendiri.

Adapun tempatnya TIRTO KAMANDANU / MANIYYI YUMNA bagi orang laki-laki namanya SULBI dan bagi orang perempuan namanya TAROIB. Sebagaimana tersebut dalam Alqur-an :


خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ

يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ


"Dia diciptakan dari air yang terpancar (air mani),
Artinya : “Yang dikeluarkan dari antara tulang punggung (laki-laki) dan tulang dada (perempuan). (Ath Thoriq / S. 86 / ayat 7)


Selanjutnya air suci (TIRTO KAMANDANU) yang berada di SHULBI dan TAROIB itu kalau sudah bertemu (menyatu) jadilah NUTHFAH. Dan kalau sudah jadi NUTHFAH, tempatnya tidak lagi di SHULBI dan TAROIB melainkan di QOROORIM MAKIIN


ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ


"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani, (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."
(sebagaimana dalam Surat Almu’minun ayat 13) atau disebut dengan ALAM ARHAM atau dalam istilah ilmu pedalangan dinamakan CUPU MANIK ASTOGINO.

* Setelah jadi NUTHFAH selama 40 hari lalu menjadi ALAQOH.

* Dari ALAQOH (juga 40 hari) berubah jadi MUDLGHOH.

* Setelah jadi MUDLGHOH (40 hari) kemudian Malaikat diperintah oleh Alloh untuk menulis 4 kalimat.

Dan tulisan Malaikat di alam Arham itu umumnya di sebut:

SASTRO CETO HAYUNINGRAT PANGRUWATING BAWONO.

Jadi manusia dimasuki unsur Malaikat itu ketika masih dalam usia 40 hari x 3 (120 hari). Karenanya bila bisa mujahadah dengan sungguh-sungguh sejumlah 40 hari x 3 (120 hari) maka nanti bisa sampai disitu, yaitu tiba diunsur Malaikat. Dan disitu akan mengetahui rahasia tulisan yang ada dalam dirinya sendiri.

Mujahadah 40 hari x 3 dengan sungguh-sungguh itu menurut istilah tasawufnya dinamakan

KHOLWAT.

Selanjutnya proses terus di alam rahim (di gua garbo) sampai 9 bulan. Setelah 9 bulan bertapa dalam perut, lalu dikeluarkan (dilahirkan) oleh Alloh untuk melanjutkan proses di alam dunia (menjadi lakon di dunia).

Setelah selesai lakonnya didunia kemudian pisahan (jawanya : pegatan), maksudnya adalah perpisahan antara jasmani dan ruhani dan inilah yang dinamakan dengan mati / meninggal dunia (Jawanya : pejah). Jadi hakekat maut itu adalah perpisahan, yaitu perpisahan nya jasmani dan ruhani.

Kemana perginya jasmani …..?

Jasmani kembali lagi ke asalnya, yaitu ke kotak (bumi) dan yang unsurnya Malaikat kembali kepada Malaikat, yang dari alam amar juga kembali ke alam amar.
Ketika dilain waktu kotak dibuka lagi, proses berulang lagi, hanya alur ceritanya saja yang berbeda. Tergantung dalangnya.

Semoga menjadikan kita sedikit terbuka terhadap teori Evolusi jasmani ataupun Evolusi Rohani..

Sabtu, 21 Juli 2012

SULUK LINGLUNG ... KANJENG MALAYA


Birahi ono nireku, aran iro Alloh jati. Tan ono kalih tetigo, sopo weruho yen wus dadi, ingsun weruh pesti nora, ngarani namanireki

Timbulnya hasrat kehendak Alloh menjadikan terwujudnya dirimu dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Alloh dengan sesungguhnya,(hono niro setuhune hononing hyang) Alloh itu tidak mungkin ada dua apalagi tiga.

Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan kutipan ajaran Nabi Khidir kepada Sunan Kalijaga Azmatkhon dalam Suluk dirinya sendiri.

Sipat jamal to puniku, ingkang kinen angarani, pepakane ono ika, akon ngarani puniki, iyo Alloh angandiko, mring Muhammad kang dadi kekasih.

Ada pun sifat jamal (sifat terpuji/bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa pada dasarnya adanya dirinya, karena ada yang mewujudkan adanya.

Demikianlah yang difirmankan Alloh kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya

Yen tan ono sira iku, ingsun tan ono kang ngarani, mung sira ngarani ing wang, dene tunggal lan sireki iya Ingsun iya siro, aran iro aran mami

Kalau tidak ada dirimu, Alloh tidak dikenal/disebut-sebut; Hanya dengan sebab ada kamulah yang menyebutkan keberadaan-Ku, Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya AKU, Alloh, menjadikan dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya Dzatku

Tauhid hidayat sirrku, tunggal lawan Sang Hyang Widhi, tunggal siro lawan Alloh, uga donya uga akhirot, ya rumangsanono pangeran, ya Alloh ono nireki.

Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan. Menyatu dengan Alloh, baik di dunia maupun di akherat. Dan kamu merasa bahwa Alloh itu ada dalam dirimu

Ruh idhofi neng sirrku, makrifat ya den arani, uripe ing aranan Syahadat, urip tunggil sak njroning urip sujud rukuk pangasonyo, rukuk pamore Hyang Widhi

Ruh idhofi ada dalam dirimu. Makrifat sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian), hidup tunggal dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan Tuhan pilihan.

Sekarat tan onomu nyamur, jo melu yen siro wedi, lan jo melu-melu Alloh, iku aran sekaratil, ruh idhofi mati tan ono, urip mati mati urip.

Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak terjadi padamu. Jangan takut menghadapi sakratulmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Alloh. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idhofi tak akan mati ,Hidup mati, mati hidup

Lir ing mati sajroning ngahurip, iya urip sajatining pejah, urip bae selawase, kang mati nepsu iku, badan dhohir ingkang ngelakoni, katampan badan kang nyoto, pamore sawujude, rogone ngrasa matiyo, Syekh Malaya (S.Kalijaga) den padhang siro nampani, Wahyu prapto nugroho.

mati di dalam kehidupan. Atau sama dengan hidup dalam kematian. Ialah hidup abadi. Yang mati itu nafsunya.

Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang sebenarnya. Kenyataannya satu wujud.

Raga sirna, sukma mukhsa. Jelasnya mengalami kematian! Syeh Malaya (S.Kalijaga), terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan hatimu yang lapang. Anugerah berupa wahyu akan datang padamu.…
.


Alhasil, berprasangka baik kepada Alloh merupakan suatu yang wajib bagi kita kaum muslimin, bukan hanya menimbulkan ketabahan melainkan akan membuahkan hasil yang semupna dalah keikhlasan kepada Alloh. 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ



Maha suci Engkau ya Alloh, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Makloon Jahit Bandung: Solusi Terbaik untuk Bisnis Fashionmu!

 Hello Sobat IDkonveksi! Apakah kamu memiliki bisnis fashion namun kesulitan dalam proses produksi? Apakah kamu membutuhkan bantuan untuk me...